Foto Bersama Mahasiswa UISI dan UNIDA beserta Murid Binaan KKN Tematik
Foto Bersama Mahasiswa UISI dan UNIDA beserta Murid Binaan KKN Tematik
4 Desember 2017 | Tim Media UISI

Kolaborasi Tematik, Spirit of Sunan dan Gontorian

Kuliah Kerja Nyata Tematik perdana yang dilaksanakan oleh UISI dan UNIDA Gontor, dengan tema religiusitas dan intelektual dalam memberikan wawasan dan manfaat bagi masyarakat.

Salah satu kewajiban dan keharusan setiap mahasiswa adalah menjalankan Tridharma Perguruan Tinggi. Mahasiswa sebagai simbol pendidikan tertinggi dengan kata “Maha” di depannya menjadi tanda bahwa mahasiswa adalah para agen untuk melakukan perubahan yang lebih baik. Salah satunya adalah dengan terjun langsung dalam lingkungan masyarakat untuk memperdalam rasa yang selama ini dirasakan bagi banyak kalangan akar rumput khususnya di Indonesia. Tidak hanya melulu soal penelitian, presentasi yang baik, tapi juga memiliki moral dan sifat perasa yang baik bagi lingkungan sekitar yaitu masyarakat.

Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) adalah wadah bagi para generasi muda dalam menjalankan kewajiban-kewajiban itu semua. Melalui berbagai kegiatan seperti “Kuliah Kerja Nyata (KKN)” menjadi agenda wajib bagi setiap mahasiswa yang menempuh pendidikan di bangku perkuliahan. Tak lain halnya bertujuan untuk menciptakan rasa yang lebih mendalam terhadap kondisi lingkungan yang saat ini terjadi.

Awal minggu ke-3 bulan mei lalu (19/17) menjadi sebuah babak baru bagi UISI dan khususnya bagi para mahasiswa yang langsung berpartisipasi di dalamnya. Berbekal nasihat dan motivasi, sebanyak 15 mahasiswa pilihan telah diberangkatkan untuk membawa amanah dalam merealisasikan salah satu inti dari Tridharma perguruan tinggi, yakni mengabdi untuk masyarakat.

Berkolaborasi dengan universitas religius nan unik menumbuhkan cerita dan pengalaman baru bagi ke-15 mahasiswa ini. Universitas Darussalam Gontor (UNIDA) adalah universitas religius yang memiliki history apik dalam memberikan pengaruh religius terhadap masyarakat. Melalui kesepakatan dan kerjasama UISI dan UNIDA telah terbentuk “KKN Tematik” perdana yang dibangun oleh kedua instansi tersebut.

UISI dengan “Spirit of Sunan” dan UNIDA dengan “Gontorian” nya, bertujuan untuk membentuk mahasiswa yang memiliki semangat religius yang tinggi dan peka terhadap permasalahan dan keadaan lingkungan sekitar dengan kemasan internasional yang tertuang di dalamnya. Hadir sebagai poineer untuk kolaborasi yang pertama kali bagi kedua instansi tersebut menjadi sebuah tantangan dan kebanggaan tersendiri yang patut untuk diapresiasi. Terlebih para mahasiswa yang terpilih untuk menjalankan misi yang baik ini.

Ponorogo dan Madiun adalah tempat yang telah dijadikan lokasi penyebaran para agen of change dari kedua instasni. Dua kota yang syarat akan budaya menjadikan tantangan baru mengiringi langkah para mahasiswa dalam menjalankan salah satu Tridharma ini. Kolaborasi intelektual dan religus dari kedua intansi mampu menghasilkan suasana baru yang hangat di masyarakat. Berbagai kegiatan dan solusi dalam mengatasi permasalahan sosial mampu dihadirkan oleh para mahasiswa yang ikut dalam kegiatan KKN ini.

Hudaifah, selaku pengurus kegiatan KKN tematik UISI-UNIDA ini pun menjelaskan bahwa KKN perdana tematik ini menjadi hal yang luar biasa bagi mahasiswa. Dari kegiatan ini, mahasiswa mampu mendapatkan pengalaman yang baru da tentunya jaringan antar mahasiswa pun semakin luas, khususnya di luar kampus. Hal ini menjadi menarik melihat antusiasme menjadi tantangan tersendiri dalam menyiapkan agen-agen mahasiswa untuk terlibat di KKN Tematik perdana ini. Namun, dari sekian banyak yang telah dialami menjadikan kegiatan ini sangat bermanfaat dalam mendekatkan mahasiswa dengan masyarakat. Khususnya juga dalam meningkatkan sisi religius para agen perubahan dari UISI ini. Bagaimana tidak, kolaborasi ini membuat para mahasiswa UISI harus beradaptasi dtidak hanya dengan masyarakat, tapi juga dengan mahasiswa UNIDA yang kental dengan nuansa internasional dan religiusnya sebagai rekan untuk menebarkan kebaikan kepada lingkungan masyarakat.

Fokus yang diemban pada KKN Tematik ini adalah sisi religius dan intelektual yang ingin dimunculkan di kehidupan masyarakat. Salah satu hal yang menarik dari dua Kota, Ponorogo dan Madiun adalah tradisi budaya yang begitu kental dalam kehidupan sehari hari, khususnya di daerah derah pedesaan jauh dari kota. Hal tersebut menjadi suatu hal yang kontras dan unik untuk dibaurkan.

Hanni, salah satu mahasiswi yang ikut tergabung dalam kegiatan tematik ini ikut menjelaskan. Menurutnya, kegiatan ini memberikan dorongan kepadanya agar memiliki visi yang jauh lebih tinggi untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik. Saling belajar dari mahasiswa UISI dan UNIDA memberikan wawasan dan pola pikir yang lebih visioner dan belajar untuk berani menghadapi tantangan internasional.

Dampak positif tersebut diaminkan oleh Teddy Fauzi yang juga mengkuti KKN Tematik Putra. Baginya, kegiatan ini menjadi ladang untuk menumbuhkan pengalaman baru di masyarakat, meningkatkan relasi antar mahasiswa dan mampu memberikan pendalaman religiusitas di dalam dirinya. Namun, terlepas dari itu semua, kegiatan ini pun dirasa memiliki tantangan yang cukup menantang. “kegiatan tematik ini menjadi kurang optimal saat komposisi mahasiswa UISI dan UNIDA tidak seimbang sehingga program-program kerja yang dirancang memili kendala tersendiri yang harus diatasi”, ujar teddy. Hal tersebut memang menjadi satu koreksi yang diharapkan bisa diatasi kedepannya dengan agen agen yang lebih banyak dan siap untuk menjalankan kegiatan yang luar biasa ini.

Terlepas dari berbagai sudut pandang itu semua, masyarakat adalah tempat untuk mendengar keluh kesah yang saat ini terjadi. Mahasiswa menjadi agen penggerak yang mampu hadir dalam memahami dan ikut merasakan apa yang terjadi di lingkungan saat ini. Menjadikan insan generasi muda yang lebih baik dan berguna tanpa meninggalkan sisi religius yang tinggi sebagai bekal untuk terjun dalam lingkaran kehidupan baru yang akan datang nantinya. Sebagai pemimpin dan para intelektual yang memiliki jiwa inovasi tinggi di masa depan untuk kemajuan bangsa dan negara.

Dari adanya KKN Tematik yang telah dijalankan selama kurang lebih 30 hari tersebut, Hudaifah berharap kegiatan KKN Tematik ini dapat diadakan lagi dan menjadi kegiatan yang dilestarikan di kalangan mahasiswa. Beliau juga berharap kegiatan ini juga bisa dilaksanakan dengan persiapan yang lebih baik dan sesuatu yang baru pada KKN tematik selanjutnya.[emb/ral]