Pengembangan Bahan Baku Semen Guna Meningkatkan Mutu Produksi
Pusat penelitian semen yang bergerak secara fundamental dalam eksperimen laboratorium ini merupakan penelitian yang tidak hanya bergerak dalam bidang teknologi melainkan juga dalam bisnis, logistik, dan segala hal yang berhubungan dengan bahan baku semen. Penelitian teknologi semen bergerak dalam penerapan geopolimer, advanced cement, dan nano-material.
Geopolimer yang diteliti oleh Ufafa Anggarini, S.Si., M.Si., Ndaru Candra Sukmana, S.Si., M.Si., dan tim merupakan produk semen baru yang memanfaatkan limbah fly ash dari hasil pembakaran batu bara oleh perusahaan-perusahaan besar seperti PT. Petrokimia Gresik, PT. Barata (Persero), PT. Pembangkit Jawa Bali (PJB) - UP. Gresik serta dari PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Limbah fly ash yang berpotensi mengandung racun karena memiliki unsur kandungan silika (SiO2), alumina (Al2O3), alkalin serta unsur kimia lain ini akan dimanfaatkan sebagai sumber alternatif menguatkan bahan baku semen. Selain penelitian untuk menghasilkan produk, terdapat penelitian di luar laboratorium yang biasa disebut “proyek” dan berguna untuk menyelesaikan studi kasus pada Semen Indonesia.
Aplikasi dari geopolimer ini berupa “beton geopolimer” yang terdiri dari berbagai macam jenis beton, diantaranya ada beton pemecah gelombang air laut dan beton penyangga tanaman seperti pada penerapan media tanam buah naga di Kampus C UISI yang memudahkan adsorpsi air sehingga kebutuhan air pada buah naga tercukupi.
Advanced cement menjalin kerja sama dengan PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk, biasanya berkutik dalam waterproof cement dan nano material yang memanfaatkan limbah terak dari hasil peleburan baja untuk menambah kualitas semen.
“Kesibukan pada tahun ini fokus pada nano-material yang mengharuskan ukuran dari butir semen itu mencapai 10-9 nano untuk kemudian mampu menambah kekuatan bahan baku semen", ucap Fandi Angga Prasetya, S.Si, M.Si saat ditemui di ruang LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) UISI.
Selain nano-material, dosen Teknik Kimia bersama tim juga disibukkan dengan penelitian mengenai CO2 capture. CO2 capture merupakan konversi gas karbon dioksida menjadi CaCO3 atau kalsium karbonat yang nantinya akan dicampur kembali ke dalam bahan baku semen.
Kurun waktu yang diperlukan untuk pengerjaan dari kedua penelitian kurang lebih berkisar satu tahun hingga siap distribusi.
Penelitian ini tidak hanya dikerjakan oleh dosen-dosen dari Universitas Internasional Semen Indonesia melainkan juga mendapatkan dukungan dari PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk dalam hal ide, bimbingan, bahkan mencarikan sumber daya manusia.
“Saran saya, seluruh departemen UISI mampu memberikan kontribusi berupa ide untuk membantu penelitian agar ke depannya dapat mengurangi emisi gas yang dikeluarkan dari hasil produksi semen", tambah Fandi dosen pengampu departemen Teknik Kimia sekaligus Kepala Pusat Penelitian Semen. (myf/msl)