Webinar dari Lembaga Dakwah Kampus Universitas Internasional Semen Indonesia (LDK UISI)
Webinar dari Lembaga Dakwah Kampus Universitas Internasional Semen Indonesia (LDK UISI)
2 Januari 2021 | Tim Media UISI

Peran Generasi Z di Era Milenial Menurut Sudut Pandang Islam

Di era ini dengan segala kecanggihan teknologi, tingkat persaingan juga semakin tinggi sehingga menuntut kualitas dan kinerja manusianya untuk lebih ditingkatkan, sehingga saat ini pemuda diharapkan dapat membuat perubahan yang baik kedepannya.

UISI - Sabtu kemarin (02/01), Lembaga Dakwah Kampus Universitas Internasional Semen Indonesia (LDK UISI)  mengadakan webinar kajian yang sangat menarik dengan bertemakan “Peran Generasi Muda di Era Milenial dan Generasi Z  Menurut Sudut Pandang Islam”.

Pembukaan webinar dimulai pukul 09.30-11.30 WIB dengan pemateri yaitu Dandy Romadhon S.T yang merupakan Ketua Umum Lembaga Dakwah Kampus (LDK). Di era ini dengan segala kecanggihan teknologi, tingkat persaingan juga semakin tinggi sehingga menuntut kualitas dan kinerja manusianya untuk lebih ditingkatkan. Sehingga pada saat ini pemuda diharapkan dapat membuat berbagai perubahan yang baik kedepannya. Perbedaan yang menjadi ciri khas pemuda di era milenial dengan pemuda sebelumnya adalah perkembangan teknologi sekarang ini yang telah menjadikan para pemuda milenial masuk dalam dunia digital. "Generasi Z sebagai generasi yang menjanjikan, baik dari sisi sosial, politik, budaya, pendidikan, maupun ekonomi. Mereka diproyeksikan sebagai kekuatan terbesar bangsa di masa depan," ujar Dandy.

Materi selanjutnya, beliau bercerita dengan tujuan agar teman-teman memiliki sebuah cara pandang yang berbeda. Beliau mulai membahas tentang seekor burung kecil di hutan yang begitu besar. Hutan dengan banyak pepohonan dan juga banyak hewan-hewan disana seperti gajah, harimau, burung, kelinci dan monyet. Suatu ketika di hutan ini terjadilah sebuah kebakaran yang mulanya apinya kecil karena dibiarkan lama kelamaan menjadi besar sehingga membakar hutan tersebut. Dalam perjalanan kelinci melihat burung kecil yang bolak-balik dari hutan ke sungai untuk mengambil air yang sedikit dengan tujuan memadamkan api yang besar tersebut. Pada akhirnya, semua hewan berusaha memadamkan api di hutan tersebut dan bekerja sama untuk menyelamatkan hutan, sehingga sang raja pun berkata, “Ayo memadamkan api bersama-sama gotong royong untuk memadamkan api dan menyelamatkan hutan yang terbakar ini."

Kaitannya dengan hal tersebut adalah jika kita berbicara tentang Generasi Z dan milenial, mereka identik dengan suatu hal yang luar biasa. Mereka penuh dengan semangat, gairah dan pola pikir berjuang serta dapat melakukan suatu hal yang berbeda. Pemuda ibarat berada di dua kondisi yakni diantara dua kelemahan yaitu usia dia bayi hingga balita  dan usia dia remaja hingga tua. Masa muda dimana masa ide itu berkumpul kembali lagi ke diri kita yang diibaratkan hutan tempat kita tinggal adalah negara Indonesia. Api diibaratkan sebuah permasalahan yang ada di Indonesia mulai dari segi ekonomi, segi pendidikan dan segi sosial. Permasalahan yang ada di Indonesia itu merupakan cerminan sebuah permasalahan dan apa yang bisa kita lakukan seperti contohnya ketika hutan terbakar siapa yang menyelamatkan dan membantu memadamkan api. 

"Jika kita mengambil sebuah kisah dari Rassulullah SAW, kita dapat belajar dari bagaimana Rasulullah SAW bersemangat dalam memperjuangkan dakwah, bagaimana beliau mampu melakukan sebuah tindakan agar orang lebih banyak bergerak dan bersama-sama berjuang menegakkan islam. Kita ambil peran apa dalam suatu permasalahan, siapa tau tindakan kecil yang kita mulai dapat memberikan dampak yang besar. Awali dari diri sendiri dulu, kemudian untuk penguatnya kita bisa mengajak orang lain," pesan Dandy.

"Kami ingin berbagi ilmu dengan generasi milenial dan generasi Z tentang sudut pandangan generasi milenial dalam sudut pandang islam itu sendiri," kata Fira selaku panitia ketika ditanya tentang tujuan acara ini.

Hal yang paling berkesan dalam berorganisasi ungkap Dandy adalah kerjasama dan kekompakan serta ilmunya, karena apapun yang kita lakukan harus ada teman diskusi dan teman menuangkan ide agar menjadi tujuan dan visi bersama sehingga dapat bergerak bersama-sama. (and/rry)

Artikel Terkait