Gelar Pelatihan Digital Talent, UISI Ajak Warga Difabel untuk Melek Digital
“Tidak ada yang pasti di dunia itu sendiri kecuali perubahan tu sendiri”. Pepatah lama itu rasanya tidak berlebihan untuk mencerminkan perubahan (revolusi) yang begitu cepat dewasa ini. Era industrialisasi 4.0 ditandai dengan integrasi antara dunia internet atau online dengan dunia usaha di sebuah industri. Artinya, semua proses produksi dan aktivitas manusia sangat ditopang dengan internet. Hal ini menyebabkan hilangnya beberapa pekerjaan, namun juga membawa peluang baru munculnya pekerjaan-pekerjaan baru yang tidak ada sebelumnya. Hal tersebut secara fundamental tentunya berdampak pada perubahan pola hidup seperti cara manusia bekerja, beraktivitas, dan berinteraksi satu sama lain yang semakin terkoneksi, transparan, dan kreatif.
Salah satu hak penyandang disabilitas dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas pasal 5 nomor 1T, yaitu ia berhak berekspresi, berkomunikasi, dan memperoleh informasi. Jadi Para penyandang disabilitas berhak untuk menggunakan semua media untuk melakukan hal tersebut, dengan semangat peningkatan kemampuan dan keahlian salah satunya menggunakan teknologi internet, terlebih lagi dalam menghadapi tantangan bisnis maupun pandemic covid 19 namun sayangnya para penyandang difabel selama ini masih belum mendapatkan hak yang setara dengan warga negara lain untuk berpartisipasi dalam pembangunan di Indonesia.
Bermula dari semangat tersebut, tim dosen dan Mahasiswa dari rumpun ilmu Ekonomi dan Bisnis Universitas Internasional Semen Indonesia di sepanjang tahun 2020 ini melaksanakan program pemberdayaan pada warga difabel di Yayasan Al Misykah, dengan tema program digital mindset dan digital talent. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kemandirian warga difabel, dan agar melek teknologi dan menjadi pelaku digital talent sehingga nantinya mampu meningkatkan aksesibilitas mereka terhadap lingkungan sosial yang lebih kondusif, pendidikan, dan kesejahteraan yang lebih baik.
Program ini di gagas oleh ibu Nur Elisa Faizaty, SE, M.Si, bersama tim yaitu ibu Dr. Erlina Diamastuti, S.E., M.Si., Wahyu Agung Handono, S.E., M.M., Dinda Dianita, dan Rahma Hayya Puspita. Yayasan Al Misykah berlokasi di Jl. Merpati I Blok NA-6, Graha Kembangan Asri (GKA), Randuagung Gresik. Pemberdayaan terhadap warga difabel di Yayasan Al Misykah dilakukan secara sistematis, diawali dengan identifikasi minat dan bakat warga difabel, brainstorming dan mind setting untuk personal skill development, motivasi, dan pelatihan digital talent. Workshop digital talent mengusung beberapa tema pilihan yang dilakukan sesuai hasil need assessment/ analisis kebutuhan warga difabel di Yayasan Al Misykah. Para peserta program menyatakan bahwa kegiatan seperti ini sangat bermanfaat bagi mereka dan harapannya kegiatan pengembangan diri dan pelatihan seperti ini terus dilakukan sebagai bentuk perhatian kepada warga difabel. “Kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat seperti ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan kemandirian ekonomi dan kesejahteraan masayarakat”, ujar Bapak Supriyanto, pimpinan Yayasan Al Misykah. Program pengembangan yang telah dilakukan diharapkan menjadi embrio dan cikal bakal terbukanya akses bagi warga difabel untuk berkarya di ruang publik. (WAH/NEF)