Gensyar Synergy Raih Juara 2 di Ajang Business Case Competition FOSSEI Nasional 2025
UISI - Tim Gensyar Synergy yang beranggotakan Samiul Hadi CS, Denisa Alzuhro, dan Reza Ananda Pratama berhasil mengharumkan nama KSEI HIMA EKSYAR UISI dengan meraih Juara 2 dalam ajang Business Case Competition FOSSEI Nasional 2025 yang diselenggarakan di Malang.
Perjalanan tim Gensyar Synergy menuju kemenangan tidaklah mudah. Persiapan pertama yang mereka lakukan adalah melengkapi berkas administrasi pendaftaran lomba, disusul dengan pencarian ide bisnis case yang kemudian dituangkan dalam bentuk proposal sebagai syarat seleksi tahap pertama. Setelah berhasil lolos seleksi tersebut, mereka kembali mempersiapkan kebutuhan daftar ulang, termasuk biaya dan kelengkapan lain untuk melaju ke tahap selanjutnya.

Menjadi delegasi resmi KSEI HIMA EKSYAR UISI, tim Gensyar Synergy memiliki motivasi kuat untuk membawa nama baik kampus dalam ajang tahunan bergengsi dari Forum Silaturahmi Studi Ekonomi Islam (FOSSEI). Dengan formasi unik dari tiga angkatan berbeda, mereka optimis dapat beradaptasi dan memberikan performa terbaik.
Namun, perjalanan mereka tidak lepas dari berbagai tantangan. Tim ini baru terbentuk hanya dalam hitungan jam sebelum batas pengumpulan proposal, bahkan pada hari yang sama ketika proposal harus dikirim. Untungnya, terdapat pengumuman dari pihak penyelenggara yang memperpanjang waktu submit proposal dua hari setelah penutupan pendaftaran, memberi mereka ruang bernapas untuk menyusun ide secara matang.
Perbedaan tingkat semester sempat menjadi tantangan tersendiri. Diskusi yang sulit dilakukan secara offline membuat mereka lebih banyak berdiskusi melalui grup WhatsApp. Terlebih lagi, genre lomba ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan, sehingga mereka harus meraba-raba format dan struktur proposal sesuai prosedur baru yang ditetapkan.
Hari-hari terakhir menjelang deadline menjadi momen paling krusial. Mereka benar-benar mulai menulis proposal secara penuh pada hari penutupan submit, sementara satu hari sebelumnya digunakan untuk riset referensi dan struktur penyusunan. Akhirnya, proposal final selesai pukul 22.00 malam setelah mendapat persetujuan seluruh anggota tim.
Kendala juga muncul ketika mereka sudah tiba di lokasi lomba. Salah satu anggota tim mengalami keracunan makanan, membuat kondisi fisik tidak prima menjelang presentasi. Meski demikian, mereka tetap tampil maksimal dan menuntaskan sesi perlombaan dengan semangat tinggi.
Lawannya pun tidak mudah. Salah satu pesaing terberat mereka adalah tim dari Universitas Airlangga (UNAIR) yang beranggotakan tiga mahasiswi tangguh. Pada babak semifinal, Gensyar Synergy bahkan sempat beradu debat dengan tim UNAIR tersebut. Meski sempat pesimis, semua keraguan sirna ketika nama Gensyar Synergy diumumkan sebagai salah satu dari tiga finalis terbaik, bersanding dengan Universitas Airlangga dan Universitas Brawijaya.
“Kami sempat berpikir tidak akan lolos ke final, karena di babak semifinal kami berhadapan langsung dengan tim UNAIR yang memperoleh skor tertinggi. Tapi di detik-detik terakhir, nama kami disebut MC sebagai finalis. Itu momen yang tidak akan terlupakan,” ujar Denisa Alzuhro.
Pada babak final, tim Gensyar Synergy kembali diuji menghadapi dua kampus besar lainnya. Meski sempat merasa pesimis, keyakinan mereka justru tumbuh bahwa posisi juara 2 sudah terasa dekat. Dan benar saja, hasil akhir membuktikan intuisi itu—UISI berhasil berdiri di podium juara 2, bersanding dengan universitas-universitas ternama lainnya.
“Kami tidak menyangka bisa membawa pulang juara 2, apalagi melihat lawan-lawan dari kampus besar. Tapi kami percaya, kerja keras dan kekompakan tim dari tiga angkatan berbeda ini menjadi kunci utama,” ungkap Samiul Hadi CS.
Kemenangan ini menjadi bukti bahwa semangat, kerja sama, dan optimisme mampu menembus batas. Tim Gensyar Synergy berhasil membuktikan bahwa UISI sebagai universitas swasta mampu bersaing di kancah nasional, menorehkan prestasi gemilang dan menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk berani melangkah dan mencoba. (may)