Juara Gara-Gara Semangka
UISI- Siapa sangka kulit semangka yang selama ini disia-siakan dan dianggap limbah bisa membawa manfaat? Ternyata limbah kulit semangka ini bisa diolah di tangan mahasiswa Manajemen Rekayasa. Mereka mengubah limbah tersebut menjadi suatu sumber energi terbarukan dan meraih juara 2 di ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Nasional di Jurusan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta pada Sabtu (8/10).
Inovasi energi terbarukan dari kulit semangka ini berawal dari tugas mata kuliah di Manajemen Rekayasa semester enam lalu. " Tiga mata kuliah yaitu Proyek Rekayasa, Perancangan dan Pengembangan Produk, dan Perancangan Sistem Kompleks memiliki satu tugas besar untuk menghasilkan inovasi produk rekayasa," terang Kepala Departemen Manajemen Rekayasa,Ndaru Candra Sukmana S.Si., M.Si. Inovasi yang berhasil diciptakan oleh Naufal Helmi Diantama, Friska Khristining Tyas, Ismi Maisaroh, dan Muhammad Ikhwan Fatkhurrahaman di tugas besar tersebut adalah kulit semangka sebagai sumber energi terbarukan. Mereka tercetus ide seperti itu untuk mengatasi krisis energi sekaligus mengolah limbah.
Inovasi tersebut tidak berhenti sampai tugas besar saja, tim mereka (Naufal Helmi Diantama, Friska Khristining Tyas,dan Ismi Maisaroh) mendaftarkan karyanya di LKTI Nasional. Usaha keras mereka membuahkan hasil, karyanya lolos final sepuluh besar. "Cara kerja penggunaan limbah semangka ini menggunakan reaksi elektrolisis dengan bahannya yaitu kulit semangka yang telah dijus sebagai bahan elektrolit," papar Ismi. Mahasiswi yang pernah magang di Petrokimia Gresik ini menjelaskan bahwa mereka menggunakan plat tembaga dan alumunium sebagai anoda dan katoda.
Naufal menunjukkan prototipenya yang berupa kotak plastik yang berisi puluhan lempengan dan jus kulit semangka. Disana terdapat dua kabel keluaran yang disambungkan ke peralatan elektronik, layaknya baterai namun berukuran lebih besar. Ketika kabel tersebut disambungkan dengan puluhan lampu LED, lampu tersebut menyala terang. "Keluaran arusnya sekitar 9 ampere," kata Naufal. Mahasiswa angkatan pertama ini pernah mencobanya untuk jam dan bisa bertahan sampai delapan jam.
Namun pertanyaan yang dilontarkan juri kepada tim ini justru mengenai UISI. "Kenapa tadi tidak menggunakan bahasa Inggris, kampus kalian internasional,kan?," tanya salah satu juri pada lomba Pekan Ilmiah Fisika XIX. "Internasional bukan hanya sekedar masalah bahasa, namun juga karakter dan bagaimana memecahkan permasalah global," jawab tim UISI dengan mantap.
Haru memecah saat diumumkan Juara 2 LKTI Nasional ini dimenangkan oleh UISI, sedangkan juara 1 diraih oleh tuan rumah yaitu UNY. "Terima kasih atas dukungan, bantuan, dan doa teman-teman mahasiswa MR 1 UISI beserta dosen yang super sekali, berkat kalian kami meraih kemenangan," tutup Friska. (efn)