Mengenal Manisnya Passive Income dari Bursa Saham Bersama HIMAKSI UISI
Gresik – Pada Selasa (7/4) Himpunan Mahasiswa Akuntansi UISI berhasil menggelar kegiatan webinar yang bertajuk “Pasar Saham Sebagai Alternatif Pasif Income Bagi Semua Orang”, bersama dua orang narasumber yakni Dr. Leo Herlambang, S.E., M.M. yang merupakan Wakil Rektor II dan Ekonom UISI serta Vier Abdul Jamal yaitu CEO Vier Corp dan pendiri Morning Star Capital.
Kegiatan dibuka dengan penyampaian materi dari Leo Herlambang terkait pengantar ilmu saham yakni hal-hal yang perlu kita pahami sebelum dan saat bertransaksi saham baik trading maupun investing. Aspek penting yang perlu dicermati dalam dunia pasar modal yaitu seperti kemampuan analisa saham baik technical analysis maupun fundamental analysis. Selain itu, menurut beliau kita perlu menelisik lebih dalam indikator dalam pemilihan saham yaitu fundamental, teknikal, sektor, market capitalization, trend, kelompok bisnis, pergerakan asing, serta corporate action.
Leo pun turut menyoroti perilaku anak muda yang dalam bertransaksi saham terkesan ingin cepat dan menghasilkan keuntungan sebanyak-banyaknya apalagi saat ini crypto trading sedang marak-maraknya. “Sebagai investor kita harus mampu menyeimbangkan antara return dan risk yang ada, sehingga kita bisa mengenal diri kita berada di posisi apa, trading for living ataukah invest for living,” tutur beliau.
Pada sesi berikutnya, Vier menuturkan, rahasia sukses pertama dalam dunia pasar modal ini adalah jangan terjebak dalam propaganda psikologis. Menurutnya, warna hijau yang menandakan saham naik dan merah yang berarti saham turun adalah propaganda psikologis.
“Emosi pasar dan pelaku pasar digerakkan dengan melakukan propaganda psikologis, sedangkan warna hijau/merah mewakili aksi dan emosi,” ujar Vier yang dijuluki sebagai Legenda Pasar Modal Indonesia.
Bagi Vier, seorang pecundang akan terjebak dalam propaganda psikologis, sedangkan pemenang memiliki manajemen ketakutan dan keberanian yang bagus.
“Kesimpulannya, untuk sukses di pasar saham, kita tidak boleh terjebak dalam propaganda psikologis, melainkan kita harus mampu untuk masuk dan membaca algoritma market maker ini,” kata beliau.
Beliau menuturkan, pemain saham harus banyak latihan bertransaksi saham, bukan pergi ke seminar–seminar mahal untuk ilmu yang sangat dasar. Ironisnya, ilmu-ilmu tersebut bisa diunduh di Google. Vier mewanti-wanti emosi manusia paling merusak saat bertransaksi saham adalah ketakutan dan ketamakan. Itu sebabnya, investor harus belajar mengelola emosi terlebih dahulu, baru kemudian bisa sukses di pasar saham.
“Jangan percaya kepada seminar saham mahal dan menjanjikan kemudahan. Sebab, sang pelatih saja masih hidup dari pelatihan (training for living), bukan bermain saham untuk hidup (stock for living). Percaya pada diri Anda sendiri mulai sekarang,” tegas beliau. (lia/fns)