Tingkatkan Kesadaran Keselamatan Kerja, Manajemen Rekayasa Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) Selenggarakan Seminar K3
Gresik – Departemen Manajemen Rekayasa Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI), Berhasil menyelenggarakan seminar Keamanan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Seminar ini merupakan serangkaian event EMWeek 6 atau event yang diselenggarakan departemen tersebut.
Seminar diikuti oleh 147 peserta dari golongan umum dan mahasiswa, dilaksanakan di Auditorium kampus B UISI kemarin sabtu (01/02/2020). Seminar mengangkat tema “Optimalisasi Kemandirian Masyarakat Berbudaya K3 Pada Era Revolusi Industri 4.0 Berbasis Teknologi Informasi”. Acara tersebut sekaligus pelantikan 7 calon pengurus asosiasi K3 Gresik.
Rektor UISI, Herman Sasongko mengatakan, seminar K3 ini merupakan salah satu dedikasi UISI sebagai universitas yang peduli keselamatan kerja. Sementara itu Kepala Prodi Manajemen Rekayasa Izzati Winda Murti menjelaskan pentingnya kesadaran tentang K3, “Seminar K3 ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran (awareness) tentang keselamatan kerja yang juga dibutuhkan sebagai bekal mahasiswa kedepannya saat bekerja nanti”, ungkapnya.
Pemateri seminar K3 diantara yakni Ir. Haryuti, M.M (Dosen luar biasa S2 MK3 FKM UNAIR), Achmad Zaid, S.T (Lead vereifer RCI PT.Petrokimia Gresik) dan dosen Manajemen Rekayasa Gatot Kustyadji. Materi dari Ir. Haryuti dengan judul “Membangun Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja”. Ia mengatakan K3 harus jadi budaya penting di perusahaan untuk melindungi keselamatan karyawan sesuai UU no.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dan mengurangi tingginya biaya yang dikeluarkan perusahaan apabila terjadi kecelakaan kerja.
“Perusahaan itu sebagai tempat belajar, perusahaan sebagai tempat minterke karyawan (memintarkan karyawan), Apabila perusahaan membiasakan K3, kebiasaan tersebut akan dibawa pekerja sampai ke rumah”, paparnya. Sementara Achmad Zaid, memberi materi dengan judul “Peningkatan Budaya K3 Melalui Pengukuran Tingkat Budaya dan Penerapan Program K3”.
“Kita harus tau posisi atau level sampai mana budaya K3 saat ini, agar kita bisa melangkah lebih lanjut untuk penerapannya. Sampai reactive, dependent, independent atau interdependent”, ungkapnya.
Materi terakhir disampaikan Gatot Kustyadji dengan judul “Implementasi, Integrasi dan Harmonisasi ISO 45001:2018. Occupational health and safety management system”. Ia berharap kesadaran kesehatan dapat dimulai sejak dini.
“Ada yang melamar pekerjaan, sudah mempunyai cukup skill, tapi ternyata gagal diterima karena memiliki masalah kesehatan, kan sayang sekali” pungkasnya. [fit/mbn]