Potret Fachril dengan Jahe Merah Organiknya
Potret Fachril dengan Jahe Merah Organiknya
18 Januari 2021 | Tim Media UISI

Bangkit dari Pademi Covid 19, Fachril Sukses Geluti Usaha Bertani

Kondisi pademi Covid 19 membuat penurunan omset yang berdampak pada pelaku - pelaku usaha. Hal ini, seperti dirasakan Fachril Maula Assidqi, seorang pebisnis jasa resparasi gadget dan laptop yang kemudian berputar haluan merintis usaha di bidang pertanian

Kondisi pademi Covid 19 sangat berdampak bagi perekonomian masyarakat sehingga membuat para pelaku pengusaha berpikir keras memutar otak untuk mencari peluang – peluang bisnis baru. Seperti hal nya yang dirasakan oleh Fachril Maula Assidqi, salah satu mahasiswa Manajemen Universitas Internasional Semen Indonesia. Seorang pebisnis jasa reparasi gadget dan laptop kemudian berputar haluan merintis usaha Jahe Merah Organik.

Fachril adalah salah satu pelaku usaha yang terdampak pada pagebluk ini. Bisnis jasanya ini terganggu sejak awal PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang membuat operasional jasanya tidak berjalan dikarenakan sulitnya mencari separepart gadget. “awal pademi hanya mengira – ngira dampaknya saja tanpa melakukan perhitungan sama sekali yang membuat bisnis ini keteteran,” ungkap fachril disela  sela ucapannya.

Pebisnis muda berumur 23 tahun ini mencoba mencari inspirasi bisnis baru yang selaras dengan kondisi pademi Covid 19 yakni berhubungan dengan imunitas tubuh. Terlintas di benaknya untuk membuat bisnis baru pada saat menemukan notifikasi Youtube pertanian Jahe Merah Organik. Di sisi lain, sosok Fachril mengaku tertarik dengan proses penanaman Jahe Merah Organik yang dilakukan tepat pada sore hari hingga petang. “saya bisa kuliah dan juga melakukan pekerjaan ini,” ungkapnya.

Sosok pebisnis muda yang kerap disapa Fachril ini mengaku awal menggeluti bisnis ini memiliki keterbatasan berupa tidak mempunyai lahan dan tanah hingga menemukan model bisnis baru yakni mitra bertani. “awalnya juga banyak mitra yang tidak percaya karena komoditas pertanian di Tuban rata – rata padi dan jagung,” paparnya. Selang dua bulan Bisnis yang digeluti oleh Fachril ini mendapat antusiasme yang tinggi bagi masyarakat Tuban terutama di lokasi desanya tepatnya di Kecamatan Montong. Bisnis ini juga dilirik oleh investor dengan menjalankan lahan 1500 polybag.

Fachril berpesan untuk  mengeksekusi sebuah usaha tanpa putus asa. Menurutnya, bisnis yang sukses adalah bisnis yang mengalami kegagalan dari beberapa bisnis. “Kalau misall gagal next time kita harus coba lagi coba lagi coba lagi,” tutupnya.

 (aml/fns)

Artikel Terkait