Ekspresi bahagia pemenan dan dosen pembimbing Kompetisi Manajemen Risiko 2019
Ekspresi bahagia pemenan dan dosen pembimbing Kompetisi Manajemen Risiko 2019
5 April 2019 | Tim Media UISI

Berkat Kegigihan Tim, Mahasiswa Sistem Informasi Raih Juara di Kompetisi Manajemen Risiko 2019

Mahasiswa Sistem Informasi raih juara 3 Nasional dalam ajang "Kompetisi Manajemen Risiko 2019" yang diadakan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.

Bandung – Kompetisi Nasional Manajemen Risiko ke-enam yang diselenggarakan pada Senin (14/01) lalu rupanya membuahkan hasil luar biasa bagi tim yang bernotabene jurusan Sistem Informasi ini. Tim yang beranggotakan 3 orang yakni Elfara Fraksi Dwipa, Mastuty Ayu Ningtyas, dan Silvia Rahma Amelia mampu menyabet juara III Nasional.

Pembahasan studi kasus pada kompetisi ini diselenggarakan oleh CMRS (Center for Risk Management Studies) Indonesia bekerja sama dengan program studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan. Tema yang diusung pun tidak lain adalah “Building Technology DNA in Business Risks vs Opportunities”.

“Mengingat tim kami sudah mempelajari tentang manajemen risiko dan banyak menyelesaikan permasalahan yang ada, jadi kami tertarik untuk mengikuti kompetisi ini serta memanfaatkan peluang untuk menjalin relasi dengan CMRS,” papar Mastuty ketika diwawancarai salah satu reporter UISI Media pada Rabu (03/04).

Setelah sukses pada babak pertama dalam pembahasan studi kasus, tim yang mengangkat ide ISO 31000 ini begitu antusias sekali ketika dinyatakan lolos ke babak selanjutnya. Tahap selanjutnya, mereka menggarap pembuatan video mengenai bagaimana strategi sebagai CEO Citibank untuk menjadi digital elektronik. Setelah dinyatakan lolos 3 besar, tim mengikuti kegiatan mini-workshop di Gedung Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.

Prinsip ISO 31000 merupakan kumpulan prinsip yang memberi pengaruh besar terhadap kerangka kerja dan proses manajemen risiko, serta kemampuan problem solving yang baik. Dengan menerapkan prinsip ini, tentunya mampu mendobrak semangat mereka dalam menyelesaikan studi kasus Citibank dengan baik.

Mastuty juga sempat mengaku kesusahan dalam mengatur koordinasi dengan tim. Kendala perbedaan pendapat tidak menjadi alasan bagi tim ini goyah, melainkan memang itulah yang diperlukan sehingga akan ada penyesuaian topik yang relevan kedepannya. “Ya pintar-pintar bagi waktu agar tidak ada missed komunikasi antar anggota,” tambah Mastuty yang kini sedang asyik dengan rutinitasnya mengikuti kegiatan acara sosial dan Club Audit TI. (myf/aar)

Artikel Terkait