19 Oktober 2022 | Tim Media UISI

Fasilitasi Pengembangan Diversifikasi Pengembangan Produk Gula Aren Bawean Oleh TIM PPK-HIMATRIAN UISI

Pembuatan produk olahan gula aren dalam berbagai bentuk sangat berpotensi untuk dijadikan salah satu wadah berwirausaha bagi para petani gula aren dengan mempertimbangkan proses pemasaran yang mereka dapat lakukan sendiri di sekitar desa Balikterus.

Usaha pengolahan gula aren dari nira bersifat turun temurun, dimana pada awalnya dilakukan oleh masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai petani hutan yang menyuplai nira untuk dijadikan gula, dikarenakan hasil produksi yang melimpah. Kapasitas produksi untuk setiap rumah sekitar 5-10 kg/hari dengan nilai investasi harga jual paling rendah Rp. 12.000/kg dan paling tinggi Rp. 20.000/kg serta teknik pemasaran produk sesuai dengan permintaan dari tengkulak dan belum ada pengembangan produk serta pemasaran. Harga jual dapat ditentukan dari persediaan bahan baku nira.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan mahasiswa anggota PPK HIMATRIAN UISI pada petani pengolahan nira menjadi gula semut dan gula cair yakni Anshari selaku Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH). Mereka menyebutkan masih terkendala untuk proses pemasaran yang belum stabil sehingga para petani gula aren nira kembali berfokus untuk membuat gula merah cetak bambu yang dijual di pasar melalui pengumpul gula aren atau Kelompok Tani Hutan (KTH) Mustika Aren dengan harga yang relatif murah.

Pembuatan produk olahan gula aren dalam berbagai bentuk sangat berpotensi untuk dijadikan salah satu wadah berwirausaha bagi para petani gula aren dengan mempertimbangkan proses pemasaran yang mereka dapat lakukan sendiri di sekitar desa Balikterus. Sehingga gula aren yang telah mereka produksi dapat dikonversi menjadi suatu produk yang bernilai lebih tinggi. Berdasarkan analisis situasi yang telah dilakukan, maka dapat dirumuskan permasalahan mitra yaitu (1) Para petani gula aren belum mengetahui dan memahami cara pengolahan gula aren menjadi produk olahan lain, (2) Kurangnya pembekalan dalam pengembangan produk gula aren, (3) Para petani gula aren terkendala dalam memulai berwirausaha, (4) Masyarakat belum mendapatkan pembekalan mengenai cara pengemasan dan penyajian produk sehingga dapat menarik konsumen.

Dari permasalahan yang tengah terjadi pada mitra produksi gula aren, mahasiswa Tim PPK HIMATRIAN UISI menawarkan solusi konkrit untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh pihak Kelompok Tani Hutan (KTH) Mustika Aren adalah (1) Melakukan sosialisasi potensi pengolahan gula aren menjadi produk olahan siap saji, (2) Melakukan sosialisasi tata cara pembentukan serta pengurusan Kelompok Usaha Bersama serta perijinan yang diperlukan, (3) Melakukan pelatihan pembuatan olahan gula aren, (4) Melakukan pelatihan cara pengemasan produk dan pemasaran produk.

fasilitas pengembangan

Metode yang dapat diterapkan pada pelaksanaan Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK ORMAWA) HIMATRIAN UISI adalah dengan sosialisasi dan pemberian pelatihan kepada Kelompok Tani Hutan (KTH) Mustika aren selaku Mitra. Dengan mempertimbangkan bahwa sebagai Kelompok Tani Hutan yang memanfaatkan waktunya secara optimal akan dibekali keterampilan dalam industri gula aren sesuai dengan kebutuhan. Kelompok usaha ini diberi pelatihan berupa teori dan pendampingan pembuatan produk gula aren menjadi makanan/minuman siap saji.

Gabriel sebagai Dosen pembimbing mengungkapkan, adapun tahapan yang dilakukan dalam pengabdian tersebut terdiri dari dua tahap. Tahap pelatihan: Pendampingan/pelatihan teknik pembuatan inovasi produk dan pengemasan, yang dikerjakan bersama oleh mitra dan tim pelaksanaan PPK ORMAWA HIMATRIAN UISI. Tim pelaksana bertindak sebagai pengarah dalam melakukan kegiatan yang dibuat bersama dengan Kelompok Tani Hutan (KTH) sebagai mitra. Jenis pelatihan yang diberikan berupa cara pembuatan aneka inovasi bentuk gula aren dan teknik pengemasan produk gula aren. Selanjutnya Tahap Evaluasi: Pada akhir program pelatihan, peserta kelompok tani hutan diharapkan sudah dapat membuat produk sendiri dan menjalankan usaha dari hasil pelatihan sesuai yang telah disepakati. Pada akhir program dilakukan penilaian rasa dan penampilan kepada mitra dengan mengisi lembar kuisioner.

Artikel Terkait