Ayuk Hartiningsih Ibrahim, Gaun dengan Kain Batik Lamongan
Ayuk Hartiningsih Ibrahim, Gaun dengan Kain Batik Lamongan
26 April 2017 | Tim Media UISI

Langkah Awal Menuju Puteri Indonesia, Ayuk Berjuang di Raka Raki 2017

Raki Ayuk Hartiningsih Ibrahim, Wakil II Raka Raki Jawa Timur 2017. Tak hanya berbekal paras yang ayu, Ayuk Ibrahim memiliki bakat dan talenta, menghantarkannya menjadi Wakil II Raka Raki Jawa Timur 2017.

Berawal dari seleksi Yak Yuk Lamongan, Ayuk Hartiningsih Ibrahim, akrab dipanggil Ayuk, mewakili Lamongan untuk Raka Raki 2017. Hampir 5 bulan lamanya, Ayuk mempersiapkan diri bersama paguyuban Yak Yuk Lamongan. Barulah, 24 Februari, mulai pendaftaran dan uji bakat, calon Raka Raki 2017.

Gadis kelahiran Surabaya ini pun melalui masa karantina, 22-28 Maret. Selayaknya mahasiswa teknik, Ayuk hanya tidur 2 jam selama karantina. Hotel Aria Centra Surabaya menjadi saksi, Ayuk berjuang dalam seleksi yang ketat. Dengan berbagai persiapan dari diri sendiri, serta dukungan dari keluarga dan sahabatnya, ia mampu.

Raki Jawa Timur harus tegas, mandiri, dan ramah, membuat Ayuk menjadi gadis yang kuat. Itulah cerminan wanita Jawa Timur.

Selama karantina Tak hanya pengetahuan mengenai pariwisata yang diuji, gadis yang sempat tinggal di Bali ini pun melalui tes tulis, wawancara dalam bahasa inggris serta penilaian sikap. Bakat pun harus ditonjolkan, dimana Ayuk luwes dalam menari. Ia membawakan tarian Caping Ngancak dari Lamongan.

Ketika mengenakan busana dengan bahan kain batik khas lamongan, Ayuk pun masuk kedalam TOP 5 Best Evening Gown dari 37 Raki.

“Raka Raki 2017, memberikan pengalaman yang berkesan, bertemu dengan perwakilan dari dari seluruh Jawa Timur yang hebat. Selain tu, berkesempatan untuk mendalami dunia pariwisata, kebudayaan, dan cara bersikap. Sangat berharga!” ujar gadis kelahiran 8 Juni 1995. Setelah terpilih sebagai Wakil II Raka Raki 2017, Ayuk aktif membantu berbagai kegiatan pariwisata di Jawa Timur.

Raki Ayuk berpesan untuk mahasiswa UISI,”Berprestasilah! Selagi kamu masih belia. Memenangkan sebuah kompetisi itu sebagai bonus saja, yang penting proses dan usaha untuk mencapai tujuan. Karena HASIL tidak akan mengkhianati USAHA”. (day/ral)

Artikel Terkait