LPPM UISI Siap Kembangkan Potensi Produk Unggulan Desa Sambi Pondok
Gresik – Tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Internasional Semen Indonesia (LPPM UISI) melakukan pemetaan potensi desa dengan mengunjungi beberapa UMKM. Mereka mendatangi empat desa di Kecamatan Sidayu yakni Desa Wadeng, Lasem, Sukorejo, dan Sambi Pondok. Kunjungan tersebut dilakukan pada hari Rabu (3/7).
“Sebetulnya berawal dari desa saya sendiri, gak ada yang kenal Desa Sambi Pondok bahkan pemerintah setempat pun tidak tahu. Ini adalah keprihatinan, kami mulai coba untuk mengenalkan Desa Sambi Pondok, mulai dari prestasi, pelayanan publik, dan kesehatan. Sempat menjadi juara 1 desa tingkat kabupaten pada tahun 2017. Kemudian pada tahun 2018 desa kami menduduki peringkat provinsi. Akhirnya mulai dikenal, setelah itu baru memperkenalkan yang lain. Dari sinilah kami melirik desa kami mempunyai potensi besar dan harus dikembangkan lagi", ungkap Hudaifah sosok sosialis Desa Sambi Pondok.
Dari empat desa yang disurvei oleh tim LPPM UISI, terdapat satu desa yang memiliki penataan desa lebih rapi yakni Desa Sambi Pondok. Desa Sambi Pondok sendiri memiliki Badan Usaha Milik Desa atau kerap dijuluki BUMDES yang sangat tertata yakni Water Boom yang melejit mencapai rekor 15.000 pengunjung. Selain itu, kami menjumpai UMKM milik Bapak Dul Malakim yakni pot dari semen yang dibandrol dengan harga yang relatif murah.
“Tempat penjualan saya sangat terpencil sehingga kurang pengunjung. Akhirnya, saya menjual dengan menitipkan ke berbagai tempat, salah satunya toko tanaman saudara saya di pinggir jalan dengan bandrol harga yang murah", ujar Dul Malakim pengrajin pot semen tersebut.
Tim LPPM UISI mengunjungi usaha milik Bapak Dul Malakim. Tempat operasionalnya sangat terbatas dan dipenuhi wadah pembentuk pot, depan halaman rumahnya juga dipenuhi oleh hasil pot dan ditambah lagi tempatnya sangat terpencil walaupun lokasinya sangat dekat dengan water boom Sambi pondok. Tim LPPM UISI pun tertarik untuk memperindah pot agar memiliki nilai lebih dengan mengecatnya.
“Kenapa tidak dibuat seperti wisata pengrajin pot di Jogja untuk menarik pengunjung. Nantinya selain pengunjung membeli pot tanaman, mereka juga bisa mengecat pot sesuai dengan yang diinginkan", tutur Siti Nurminarsih, S.T., M.T. salah satu tim LPPM UISI. (aml/msl)