Mahasiswi UISI Berhasil Raih Kesempatan Belajar di Curtin University Australia Lewat Program IISMA-E
UISI - Ardiva Kamila Rohmadhani, mahasiswi (Informatika '21) dari Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI), membuktikan bahwa kegigihan adalah kunci sukses. Sejak semester tiga, Ardiva telah memiliki harapan besar untuk mengikuti program pertukaran pelajar internasional atau student exchange. Meski sempat beberapa kali gagal dalam seleksi program lain, ia tidak menyerah.
Keinginan besarnya untuk belajar di luar negeri semakin kuat saat ia mengetahui bahwa universitas impiannya, Chulalongkorn University di Thailand, menjadi salah satu tujuan program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA). Namun, saat mencoba IISMA reguler di semester lima, ia tidak lolos seleksi berkas. “Rasanya sempat sedih karena tidak bisa lanjut ke tahap wawancara,” kenang Ardiva.
Namun, harapan itu kembali muncul ketika IISMA meluncurkan program baru, yakni IISMA-E (IISMA Professional Program Entrepreneurship). Berbeda dari program reguler, IISMA-E berfokus pada kursus kewirausahaan dengan durasi studi lebih singkat. “Karena program ini sesuai dengan latar belakang dan saya memenuhi syarat, saya mantap mendaftar. Alhamdulillah, akhirnya rezeki saya di IISMA-E ini,” ungkapnya.
Proses seleksi IISMA-E tidak mudah. Ardiva harus mempersiapkan berbagai dokumen dalam waktu singkat, termasuk hasil English Proficiency Test (EPT) dengan skor minimum yang bervariasi. Ardiva memilih Duolingo English Test (DET) dan berhasil memenuhi skor minimum 100 yang disyaratkan. Selain itu, calon peserta IISMA-E diwajibkan menyusun business plan, yang menjadi salah satu penilaian utama.
“Business plan ini bisa berupa bisnis baru, bisnis yang sudah berjalan, atau bahkan bisnis yang sudah tidak aktif lagi. Saya benar-benar serius mempersiapkan ini karena tahu tantangannya lebih besar dibanding sekadar membuat esai,” jelasnya.
Setelah lolos tahap berkas, Ardiva melanjutkan ke tahap wawancara. Proses wawancara berlangsung intensif selama 30 menit dengan berbagai pertanyaan seputar business plan-nya. “Pertanyaannya berbeda-beda untuk setiap kandidat, tapi fokusnya tetap pada bagaimana rencana bisnis itu dijalankan dan dikembangkan,” tambahnya.
Pada 4 November 2024, Ardiva resmi memulai petualangannya di Perth, Australia tepatnya di Curtin University. Program ini berlangsung selama enam minggu, hingga 16 Desember 2024. Selama periode tersebut, ia berkesempatan belajar di universitas-universitas ternama di Perth, termasuk University of Western Australia, serta berinteraksi dengan mahasiswa internasional dari berbagai negara.
Salah satu pengalaman berharga yang ia dapatkan adalah berpartisipasi dalam acara Startup Weekend, di mana ia berkolaborasi dengan mahasiswa internasional untuk melakukan pitching ide bisnis. “Dari sini, saya mendapatkan wawasan baru tentang bagaimana cara mempresentasikan ide bisnis secara profesional dan kompetitif,” ujarnya.
Meski penuh pengalaman menyenangkan, adaptasi awal tidak selalu mudah. Cuaca musim semi di Perth yang berubah-ubah antara panas, dingin, dan hujan sempat membuat Ardiva dan beberapa peserta lain mengalami masalah kesehatan. Namun, hal ini tidak menyurutkan semangatnya untuk terus belajar dan menjalani program dengan maksimal.
Ardiva juga mendapat dukungan penuh dari UISI dalam mengonversi hasil belajarnya selama di Australia. Dari program IISMA-E, ia berhasil mengonversi dua mata kuliah manajemen dengan total 6 SKS. “Dukungan dari kampus sangat membantu, terutama dalam memastikan semua proses administrasi berjalan lancar,” kata Ardiva. Program IISMA-E juga memberikan tambahan bimbingan hingga Februari 2025, sehingga peserta dapat terus mengembangkan pengetahuan yang diperoleh selama studi di luar negeri.
Bagi Ardiva, IISMA-E tidak hanya memberikan kesempatan untuk belajar di luar negeri, tetapi juga pengalaman berharga dalam memperluas jaringan internasional. “Saya sangat bersyukur bisa bertemu teman-teman hebat dari seluruh Indonesia dan mahasiswa internasional lainnya. Koneksi ini sangat berharga untuk masa depan saya, terutama di bidang kewirausahaan,” ungkapnya.
Ardiva berharap pengalamannya dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain di UISI dan Indonesia secara umum. “Jangan pernah menyerah untuk meraih mimpi, meskipun jalannya tidak selalu mulus. Kesempatan akan datang jika kita terus berusaha,” pesannya.
Ardiva berharap ilmu dan pengalaman yang ia dapatkan selama program IISMA-E dapat bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat di Indonesia. Ia juga bercita-cita untuk menjadi wirausahawan sukses yang mampu memberikan kontribusi positif bagi siapa pun. “Semoga pengalaman saya ini bisa memotivasi lebih banyak mahasiswa di UISI untuk berani bermimpi besar dan berusaha keras untuk mewujudkannya,” tutup Ardiva.