Menambah Wawasan Seputar Peran Auditor Dalam Perkembangan Revolusi Industri 4.0
Gresik – Departemen Akuntansi menghadirkan Ni Putu Desinthya A.A. S.E., MSC., MIFP, SAS. sebagai pemateri pada kuliah tamu yang diadakan di Auditorium kampus B Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) hari Jumat lalu (22/03). Dengan tema “Peran Auditor Dalam Perkembangan Industri 4.0”, mahasiswa diajak untuk lebih memahami serta mendapat wawasan yang luas tentang revolusi industri 4.0. Seperti yang kita ketahui bahwa tidak lama lagi kita akan menghadapi yang disebut sebagai era digitalisasi modern. Sedikit mengulas, revolusi industri 4.0 berarti bahwa akan terjadi perkembangan teknologi dan informasi dengan sangat cepat. Bahkan mungkin pada era tersebut akan terjadi pergeseran profesi atau peralihan fungsi sumber daya manusia dari sebelumnya.
Keterkaitannya dengan akuntansi yakni pada era sekarang ini sebetulnya sudah tidak ada lagi penjurnalan secara manual, kebanyakan pencatatan laporan keuangan perusahaan sudah dilakukan oleh sistem. Jadi, akuntan pada industri 4.0 lebih ditekankan pada decission maker atau pembuat keputusan. Selain itu, apapun bidang yang digeluti sebaiknya kita mempersiapkan diri untuk lebih tanggap terhadap perkembangan teknologi yang terus tumbuh dari waktu ke waktu. Jika tidak bisa mengendalikan itu maka kita akan jauh tertinggal. Di samping momok revolusi industri 4.0 yang mengancam beberapa profesi yang hingga saat ini masih dikerjakan oleh manusia, ternyata ada beberapa peluang yang bisa digali. Mengutip dari Gerd Leonhard, beliau menyatakan bahwa "revolusi industri 4.0 berpeluang menciptakan hingga 2,1 juta pekerjaan baru hingga tahun 2025”.
Begitu pula pekerjaan auditor, mungkin nanti akan muncul suatu software yang dapat menganalisis data dengan lebih akurat dan mempunyai kapasitas penyimpanan yang lebih besar. Untuk sisi perusahaan sendiri rupanya pada saat ini beberapa sudah menerapkan sitem draft CV, jadi para pelamar bisa apply di perusahaan dengan cara menyetorkan CV-nya dan akan disimpan di dalam sistem. Sehingga, ketika perusahaan membutuhkan pekerja baru maka akan merekrut pekerja dari daftar CV yang ada di draft.
Selain itu, Desinthya yang pernah jadi wisudawan terbaik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga pada tahun 2015 tersebut rupanya berfokus pada bidang syariah. Sekarang perkembangan ekonomi syariah terus berkembang bahkan auditor berbasis syariah sudah diterapkan dengan adanya PSAK syariah. “Beda akuntansi syariah dan konvensional itu adalah dasar untuk melakukan atau memutuskan sesuatu. Untuk konvensional berpedoman pada Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Sedangkan untuk syariah sendiri berdasar pada fatwa MUI dan PSAK halaman 101 ke belakang”, terangnya saat menyampaikan materi. (rry/lkf)