Penyerahan Cinderamata, dari kiri Prof. Tjiptohadi S, M.Ec., Ph.D., CPA,CA dan Suryandaru, S.T., M.T
Penyerahan Cinderamata, dari kiri Prof. Tjiptohadi S, M.Ec., Ph.D., CPA,CA dan Suryandaru, S.T., M.T
2 Desember 2016 | Tim Media UISI

Nano Teknologi Ada di UISI

Nanoteknologi diyakini akan menjadi sebuah konsep teknologi yang melahirkan revolusi industri baru di abad ke-21

Nanoteknologi merupakan teknologi termutakhir saat ini yang mampu merekayasa partikel menjadi material. Dengan teknologi ini nantinya bisa merancang material baru yang memiliki fungsi yang diinginkan, contohnya penerapan pada smartphone dengan teknologi masa depannya juga nano membran yang dapat menangani masalah kesulitan air di lingkungan yang terkena dampak musibah banjir.

Pada Selasa (29/11) bertempat di ruang pola gedung Pusat Penelitian Semen, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UISI yang bekerja sama dengan Departemen Teknik Kimia UISI menggelar forum teknologi “Nanotechnology as A Modern Breakthrough for Research and Industries” bersama narasumber Suryandaru, S.T., M.T, selaku CEO Nanocenter Indonesia.

 Forum komunikasi juga ini diadakan untuk mengedukasi para mahasiswa UISI mengenai potensi sumberdaya manusia Indonesia sebetulnya mampu bersaing dengan para peneliti negara maju diluar sana. Apalagi didukung dengan sumberdaya alam yang melimpah ruah. Hal ini menjadi poin penting apabila mampu memanfaatkannya dengan bijak, kemandirian teknologi akan tercipta dibidang nano teknologi. Nanoteknologi diyakini akan menjadi sebuah konsep teknologi yang melahirkan revolusi industri baru di abad ke-21. Saat ini nano teknologi sudah diaplikasikan dibidang pertanian, medis, manufaktur, dan industri pendukung lainnya.

 Di Asia perkembangan teknologi nano masih di dominasi oleh Jepang, Korea Selatan, dan Iran. Saat ini Iran adalah negara yang paling agresif dalam mengembangkan teknologi ini. Capaian terbesar negara tersebut berhasil memasok kebutuhan pasar global industri yang berbasis nano teknologi dan menjadikannya sebagai penggerak roda perekonomian negara tersebut. “Dengan adanya forum masyarakat nano Indonesia (MNI) diharapkan bisa menjadi fasilitator mempertemukan ilmuan, investor, dan pemerintah untuk bersama-sama membangun negeri ini mewujudkan cita-cita kemandirian teknologi pada tahun 2030 nanti” cetus Suryandaru CEO Nanocenter Indonesia.

 Senada dengan apa yang di cita-citakan terucap dari Yanuar Adi P. Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (HIMATEKK UISI), inilah saatnya Indonesia menstop ekspor bahan mentah, mengelola sumberdaya alam negeri ini, menciptakan efisiensi dan nilai tambah sehingga menjadi produk unggulan yang mempunyai mutu serta nilai jual yang tinggi. Mahasiswa semester tiga ini mengharapkan mahasiswa tidak hanya mempelajari teknologi yang sudah ada, tetapi terus mengikuti perkembangannya, mempelajari dan mengaplikasikan teknologi terbaru. Diakhir acara dilakukan penanda tanganan kerjasama antara UISI dengan Nano Center Indonesia. (cr7/efn)   

 

Artikel Terkait