7 September 2020 | Tim Media UISI

Pertahankan Juara KBMI, 3 Tim UISI Siap Bersaing Kembali

Tiga tim dari UISI mendapatkan amanah pendanaan KBMI 2020. CAP BESI (Kecap dari biji trembesi), Sekarves Indonesia (Hijab), dan Dessert.Me7 (Dessert).

KBMI atau Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia merupakan ajang bergengsi mahasiswa Indonesia di bidang kreatifitas bisnis. Ajang yang rutin diselenggarakan 1 tahun sekali oleh DIKTI. Tepat tahun 2018, UISI mengirimkan tiga tim untuk berangkat ke Jakarta melaksanakan presentasi. Salah satu tim dari UISI tersebut berhasil dinobatkan sebagai “Juara 1 KBMI se-Indonesia, di bidang makanan dan minuman”. Sang juara menyulap sorghum yang biasanya digunakan sebagai makanan burung, menjadi camilan sehat rendah gluten.

Tidak sampai hanya di tahun 2018, tahun 2020 ini, 3 tim dari UISI mendapatkan amanah pendanaan kembali. Tiga tim tersebut diantaranya:
1. CAP BESI (Kecap dari biji trembesi),
2. Sekarves Indonesia (Hijab), dan
3. Dessert.Me7 (Dessert).

CAP BESI (Kecap Sehat trembesi) ide yang digadang oleh Syarifa Nur'aini , Moh. Afit Haryanto, M Salman Al Farisi, Dalilah Innas Salsabila, dan Ilmi Firdaus Shofiyah (Mahasiswa Teknik Kimia UISI). Pembuatan produk bermula karena limbah biji trembesi yang kurang termanfaatkan secara optimal di Lamongan, bahkan menyebabkan pendangkalan di Tambak. Produk dibuat di tahun 2019 dengan 2 tujuan utama, yakni mengurangi limbah dan memproduksi kecap yang sehat untuk masyarakat karena dibuat dengan paduan gula cair kulit singkong. Tujuan mengikuti pendaftaran KBMI untuk pelegalan perusahaan, misal pendaftaran cv, hak merk, dan juga pengujian untuk mendapatkan formula baru. Harapannya Kecap trembesi dapat konsisten dan menjadi produk yang eksis di tengah masyarakat.

Produk kedua adalah Sekarves Indonesia, tim yang digadang oleh Feby Hardianti, Anggia Fadhilah Hartono, Ma'rifatul Ulya. Ketiganya dari prodi Manajemen UISI, serta Septia Zaha Palupisari dari prodi Desain Komunikasi Visual UISI. Produk bermula karena tingginya pengguna hijab di Indonesia, menimbulkan kebutuhan hijab yang juga sangat besar. Maka dari itu Tim ingin memenuhi kebutuhan wanita Indonesia dalam berhijab yang nyaman untuk beraktifitas maupun berkarya. Selain itu, produksi hijab yang menggunakan seluruh sumber daya lokal akan menciptakan lapangan kerja yang memadai, khususnya di daerah Jawa Timur.
Sekarves Indonesia lahir sebagai Brand hijab Indonesia yang didesain secara eksklusif. Dapat dilihat dari label produk premium, visual brand identity, hingga kemasan produk. Sekarves Indonesia juga mengusung desain-desain yang mengandung unsur lokal yang menarik dan unik. Tidak hanya itu, Sekarves Indonesia mulai membuat campaign dan produk baru dengan target para millenials di Jawa Timur.

Produk ketiga adalah @dessert.me7 yang dibawakan oleh Apriliana Nikita Santosa, Alissa Qotrunnada Fadhilah, Ellen Novian Mufidah, Elly Ferawati, dan Thariza Amanda Safitri (Mahasiswa Teknik Kimia) . Gagasan bermula dari Nikita yang gemar mengkonsumsi makanan manis, sehingga tercipta ide untuk membuat dessert oreo. Setelah itu Nikita berniat untuk memperjualbelikan dessert tersebut sehingga tercipta @dessert.me7 pada tahun 2019. Inovasi terus dilakukan oleh Tim, salah satunya dengan memanfaatkan sesuatu yang bisa bernilai jual tinggi, yaitu dengan membuat banoffee. Banoffee sendiri terbuat dari pisang, yang mana pisang biasanya dikonsumsi buahnya atau dibuat kripik saja. Namun, saya berfikir untuk menciptakan banoffee less calorie yang mana lebih sehat dan dapat dikonsumsi oleh semua kalangan, termasuk yang melakukan program diet. “Pendaftaran @dessert.me7 di KBMI ini bertujuan untuk memperluas jaringan marketing kami dan tentunya kami ingin menambah wawasan dengan mengikuti program KBMI ini. Semoga kami dapat terus berinovasi dan dapat membanggakan almamater tercinta”. Ungkap ketua tim Nikita.

“Di UISI mahasiswa sangat disuport untuk menjalankan bisnis atau kewirausahaan sejak mereka masih menjadi mahasiswa, Melalui Direktorat kemahasiswaan dan kelaumnian dan INCUBES, pembinaan kewirausahaan mahasiswa diasal. Pembimbingan dan pendampingan bisnis dilakukan secara intens dan berkelanjutan. Kami berharap di tahun ini UISI kembali disebut sebagai pendatang baru yang mengerikan”. Ujar Puji Andayani selaku Kepala Direktorat Kemahasiswaan dan Kealumnian UISI.

Artikel Terkait