UISI Laksanakan Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir Pulau Bawean
Potensi perikanan dipulau Bawean sangatlah melimpah, dengan komoditas utama perikanan yaitu ikan tongkol (Euthynnus affinis), Lobster (Nephropidae), dan ikan ekor kuning. Hasil komoditas perikanan yang melimpah ini jarang dimanfaatkan, sehingga ikan dengan harga ekonomis tinggi terbuang sia-sia. Beberapa dusun dipulau bawean memanfatkan hasil perikanan tangkap tersebut untuk pengembangan produk diversifikasi perikanan khususnya pada intermediate produk dan produk siap saji, Produk tersebut berupa olahan dengan penggunaan pati yang cukup tinngi seperti kerupuk lekok, posot posot, pempek kering, kerupuk sanggar. Kapasitas produksi untuk setiap rumah sekitar 5-10 kg/hari dengan nilai harga jual paling rendah Rp 14.000/bungkus dan paling tinggi Rp 40.000/bungkus. Disamping itu, teknik pemasaran yang dilaksanakan hingga saat ini yaitu dengan sistem menitipkan produk pada toko toko sekitar dan belum ada pengembangan produk serta pemasaran. Proses produksi dapat ditentukan dari persediaan bahan baku ikan.
Menurut Azmi Alvian Gabriel, S.TP, M.P., MPM., MQM., pengembangan produk olahan kerupuk menjadi salah satu upaya pemanfaatan sumberdaya kearifan lokal yang sangat berpotensi untuk menumbuhkan ekonomi bagi masyarakat sekitar pesisir Bawean. Berdasarkan analisis situasi yang telah dilakukan maka dapat dirumuskan permasalahan mitra meliputi:
- Para pengerajin kerupuk belum mengetahui tentang perizinan legalitas produk selain NIB.
- Kurangnya pembekalan dalam pengembangan produk
- Kurangnya kepercayaan warga terhadap fasilitaor
- Masyarakat belum mengetahui cara packing dan penyajian produk yang baik sehingga dapat menarik konsumen
Gambar 1. Pengolahan kerupuk ikan
Dari permasalahan yang tengah terjadi pada produksi kerupuk, tim dosen dan mahasiswa dari Universitas Internasional Semen Imdonesia memberikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, khususnya di dusun Dayasunagi, Kec. Sungairujing dengan melaksanakan program:
- Pembentukan kelompok/kelembagaan bisnis
- Melakukan sosialisasi potensi pengolahan hasil perikanan menjadi produk olahan diversifikasi lainnya.
- Melakukan sosialisasi tata cara pembentukan serta pengurusan Kelompok Usaha Bersama serta perijinan yang diperlukan
- Melakukan pelatihan cara pengemasan produk dan pemasaran produk
Metode yang diterapkan pada pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat melalui aktivitas sosialisasi dan pemberian pelatihan kepada warga Dayasungai selaku Mitra dengan pertimbangan bahwa sebagai Kelompok Usaha dengan memanfaatkan waktunya secara optimal akan dibekali keterampilan dalam industri kerupuk ikan sesuai dengan kebutuhan. Kelompok usaha ini memperoleh pelatihan, berupa teori dan pendampingan pembuatan produk menjadi makanan siap saji yang sesuai dengan SSOP dan GMP.
Tak hanya pelatihan dan sosialisasi saja yang diterima, masyarakat juga memperoleh pendampingan dari program Inkubasi Bisnis Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP). Tujuan dari pendampingan program tersebut yaitu agar pelaku usaha dibidang perikanan memiliki motivasi untuk maju dan berkembang agar dapat bersaing dengan produk-produk lokal lainnya, khususnya dibidang pengolahan hasil perikanan. Dari beberapa warga yang memperoleh pendampingan inkubasi bisnis, terdapat salah satu warga yang berhasil lolos ke tahap wawancara oleh KKP.
Gambar 2. Proses Wawancara Seleksi Pembinaan KKP
Dengan adanya salah satu warga yang lolos untuk progaram inkubasi bisnis KKP diharapkan dapat menjadi wadah untuk masyarakat sekitar, sehingga dapat mengembangkan produk krupuk ini, serta pemasaran yang luas sehingga dapat menambah pendapatan produsen, tutur Adinda Siska Prihastiti selaku mahasiswa yang terlibat dalam Tim PkM UISI.