Puji Andayani setelah wisuda S2 di luar negeri
Puji Andayani setelah wisuda S2 di luar negeri
9 November 2016 | Tim Media UISI

Puji, Hadiah dari Luar Negeri untuk UISI

Lulus dari luar negeri tidak membuat Puji Andayani, S.Si, M.Si, M.Sc gengsi terhadap pilihannya. Beliau berani mengambil keputusan untuk mengajar di UISI dengan modal kerja keras dan metode pengajaran yang dimiliki

Lulus dari luar negeri tidak membuat Puji Andayani, S.Si, M.Si, M.Sc gengsi terhadap pilihannya. Beliau berani mengambil keputusan untuk mengajar di UISI dengan modal kerja keras dan metode pengajaran yang dimiliki. Mengajar di kampus yang baru berdiri dua tahun tersebut merupakan tantangan bagi beliau untuk mewujudkan cita-citanya, membangun negeri tercinta.

Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) yang sebelumnya bernama Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Semen Indonesia (STiMSI) berdiri pada tahun 2013 lalu. Tentunya pengajar di UISI harus memulai dari nol untuk membangun kampus yang berusia dua tahun tersebut. Puji Andayani adalah salah satu dari beberapa orang yang berani mengambil keputusan menjadi pengajar di UISI.

Lokasi UISI di Gresik dan tempat tinggal di Malang tidak membuat lulusan dari National Central University (NCU) Taiwan ini menyerah untuk menempuh perjalanan jauh demi melaksanakan tugasnya sebagai dosen. “Intinya itu pilihan,” ujar wanita yang akrab dipanggil Puji tersebut. Ketika ditanya mengenai pilihannya tersebut, beliau bercerita sempat diterima di universitas negeri di Malang sebelum memutuskan berkarir di UISI. Namun kesempatan itu hilang karena Puji belum meneyetarakan ijazah luar negeri. "Itu bukan rejeki saya," ujar lulusan double degree ini dengan senyumannya yang khas.

“Awalnya kaget, gengsi juga, tapi di dalamnya itu luar biasa,” ujar mantan menteri riset dan teknologi BEM FMIPA Universitas Brawijaya (UB) tersebut saat ditanya mengenai kondisi kampus UISI yang terpusat pada satu gedung. Puji menyikapi dengan bijaksana dan menjelaskan bahwa dosen-dosen yang berkualitas dan berpengalaman membuatnya semakin semangat untuk mengajar di UISI. Beliau juga bangga dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di UISI, seperti program kewirausahaan, character building, dan lain-lain.

Kalkulus merupakan salah satu mata kuliah yang diajarkan oleh Puji. Beliau adalah satu-satunya dosen lulusan S1 dan S2 jurusan matematika di UISI. Dengan bekal yang kuat tersebut Puji bersemangat dalam membagi ilmunya ke mahasiswa di UISI. Namun, metode yang digunakan dalam pembelajaran tidak selalu menghasilkan target yang diinginkan. Banyak kendala yang menghambat metode pembelajaran yang digunakan, sehingga ilmu yang diberikan kurang maksimal untuk seluruh mahasiswa. “Level mahasiswa UISI itu ada yang tinggi, sedangnya banyak, terus parah juga ada ,” ujar wanita kelahiran Malang ini.

“Intinya saya itu bukan menghargai anak yg pintar tapi malas, saya lebih menghargai anak biasa biasa yg punya semangat besar,” ujar wanita kelahiran Malang tersebut. Menurutnya, ilmu seperti kalkulus jika dasarnya tidak kuat maka akan memberatkan mahasiswa dalam setiap pembelajaran lainnya. Dasar yang tidak kuat akan terlihat ketika dalam proses pembuatan skripsi, akan mengakibatkan mahasiswa mengalami kesulitan dalam pembuatan skripsi.

Pemahaman materi harus dilakukan dengan jujur. “Jangan mencontek, karena pertama saya sayang sama kalian, kedua, mencontek itu awal dari korupsi,” ujar Puji dengan tegas. Menurut beliau ketika mahasiswa telah berani menyontek maka mahasiswa tersebut akan berani untuk melakukan korupsi. Nilai-nilai kehidupan harus ditanamkan kepada mahasiswa agar kepribadian yang baik dapat terbentuk. Menurut beliau, nilai dalam perkuliahan itu hanyalah syarat bagi kelulusan mahasiswa dan untuk melamar suatu pekerjaan. Selanjutnya yang dibutuhkan adalah softskill, yang mana softskill tersebut akan membangun mental mahasiswa menjadi lebih baik dan menjadi lulusan yang unggul dibidangnya.

Bekerja keras, berusaha sebaik-baiknya dan berdoa yang banyak merupakan moto dari Puji yang dapat menjadi teladan. “Intinya nasib kita yang menentukan kita sendiri, masa depan yang menentukan juga kita sendiri,”ujar mantan staf penelitian dan pengembangan lingkar studi matematika UB tersebut.

Puji Andayani, S.Si, M.Si, M.Sc memang tidak bisa lepas dari perjalanan UISI yang baru berdiri. Meskipun beliau menyandang predikat lulusan dari luar negeri, Puji tetap memiliki jiwa untuk membangun bangsa lewat UISI. (emb/efn)

Artikel Terkait