Potret kegiatan saat sesi tanya jawab berlangsung bersama pembicara
Potret kegiatan saat sesi tanya jawab berlangsung bersama pembicara
5 Desember 2020 | Tim Media UISI

Seminar Energy Innovation: Tingkatkan Inovasi tentang Energi Solar PV

Energy Innovation Seminar 2020 membahas tentang adaptasi pelanggan solar PV, tekhnologi, dan bisnis. seminar tersebut merupakan kolaborasi dari Manajemen Rekayasa UISI, Ilmu EKonomi UNAIR, dan Energy Academy Indonesia

UISI– Manajemen Rekayasa Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) berkolaborasi dengan Departemen Ilmu Ekonomi Universitas Airlangga (UNAIR) dan Energy Academy Indonesian menggelar webinar Solar PV Customer Adoption, Technology, and Business demi menghadapi tantangan tentang energi dimasa depan. Seminar ini diselenggarakan secara online melalui platform zoom serta disiarkan secara live streaming pada youtube Energy Academy Indonesian. Kegiatan ini diikuti  pula oleh kalangan mahasiswa dan dibuka secara umum pada Jum’at kemarin (04/12) 

Webinar kali ini mengundang 3 pemateri yang luar biasa dan ahli dalam bidang energy solar yakni Gede W.P. Adhyaksa, Ph. D dari University of Queensland, Australia, Dr. Zainal Arifin selaku VP Technology Development and Standardization PT. PLN (Persero), dan Y. Bambang Sumaryo selaku Chairman dari Perkumpulan Pengguna Listrik Surya Atap (PPLSA).

Webinar yang bertajuk pada inovasi energi, membahas tentang energy solar PV dimasa depan serta pengembangan teknologi pembangkit listrik tenaga surya, dan penerapannya di Indonesia. Hal ini juga menjadi tantangan untuk memaksimalkan pertumbuhan ekonomi industri dalam negeri. 

Acara ini dibuka oleh pemateri pertama disampaikan oleh Gede W.P. Adhyaksa, Ph. D membahas tentang pandangan global energi surya, beliau mengatakan “Potensi sangat besar yang dimiliki 10% berasal dari energy matahari, 10 tahun yang akan datang merupakan waktu yang cukup singkat untuk dapat dikenalkan dipasar industry, yang menjadi tantangan yaitu diarea perkotaan dibutuhkan efisiensi lebih tinggi dari PV merupakan hal yang absolut dan menjadi kunci yang terus berevolusi”.

Kemudian dilanjut materi ke-2 oleh Dr. Zainal Arifin beliau mengatakan “Accesmen tekhnology standarisasi energi sistem radio mengalami gold digital, dan tidak lagi tergantung pada mobiliti justru bisa dapat menjual balik dari mobiliti tersebut. Indonesia mempunyai target ikut memberikan konstribusi dalam emission reduction yang ditargetkan tahun 2030, maka dari itu PLN merencanakan bahwa dalam 10 tahun kedepan akan membangung 16 giga watt dalam mengembangkan tekhnologi yang direcommendasikan adalah organic sillicon solar cells with hetero junction sillicon panel arragtment”.

Selanjutnya pemaparan materi ke-3 oleh Bambang Sumaryo yang sangat berpengalaman dalam penerapan energy solar di Indonesia, “Partisipasi masyarakat dalam penggunaan energi dimungkinkan dan harus ada pemberian ijin mendukung penggunaan listrik surya atap yang terhubung secara langsung dengan PLN (persero), sehingga benefitnya adalah terjadi beberapa sistem on-grid yang terhubung langsung dengan paralel PLN, off-grid yang dapat outuputnya bisa memilih, dan hybrid on-off grid yang otomatis pada saat PLN mati akan membentuk mini grid sehingga supply akan bisa dibangkitkan sendiri dari sinar matahari batteray itu sendiri secara otomatis. Pemasangannya dapat diletakkan diatas rumah dan lain sebagainya sesuai keinginan”, ujar Bambang.

Kegiatan ini berjalan lancar hingga acara berakhir, dan berlangsung banyak pertanyaan yang menunjukan bahwa kegiatan ini sangat menarik dan menumbuhkan rasa penasaran dari antusias pada peserta. [map/fns]

Artikel Terkait