Tak Tanggung-Tanggung, Tiga Topik Diusung dan Lolos Pendanaan PKM oleh KEMENRISTEKDIKTI
UISI – Kabar membanggakan untuk Departemen Teknik Kimia, Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) karena berhasil Lolos Pendanaan Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (RISTEKDIKTI), (27/03).
Dari 17 judul yang lolos, 10 judul merupakan usulan mahasiswa Departemen Teknik Kimia. Kategori PKM yang lolos yaitu PKM-Penelitian. Dari 10 tim tersebut, diprakarsai oleh mahasiswa yang menginjak semester 7. Mahasiswa tingkat empat lebih difokuskan untuk ke tahap skripsi. Dengan begitu hal ini merupakan batu loncatan bagi Angkatan Chemical 02 untuk mendapatkan pengetahuan baru.
“Karena skripsi saya juga membutuhkan dana yang cukup lumayan banyak, jadi saya coba submit beberapa judul yang kemungkinan nantinya jadi bahan untuk skripsi,” jelas Rifqi Putera Herwoto pada (20/05).
Laki-laki yang kerap disapa Rifqi, sudah pernah mengikuti PKM di tahun 2015 dengan kategori PKM-GT untuk pendanaan tahun 2016. Namun sepertinya waktu masih ingin terus melatih keuletan dari laki-laki ini. Tahun 216 Rifqi kembali submit dua kategori PKM, yakni PKM-K dan PKM-KC yang akhirnya lolos pendanaan 2017.
Ketertarikannya yang tinggi akan PKM membuat Rifqi tidak berhenti sampai di tahun 2017 saja. Beberapa kali mengikuti namun gagal dan harus bangkit lagi hingga lolos Pendanaan PKM Penelitian 2019.
Tahun ini, Rifqi bersama tim, Hesty Rahayu dan Rani Atiq Imani mengangkat topik Sintesis Macroporous Ceria Zirconia Sebagai Alternatif Katalis Delignifikasi Biomassa. Dengan memanfaatkan sekam padi yang memang pada umumnya memiliki kandungan lignin tinggi sehingga diperlukan adanya optimalisasi untuk menambah efektivitas biomassa dengan tahap delignifikasi.
“Nah, delignifikasi tadi dapat dibantu dengan menambahkan katalis Ceria-Zirconia melalui proses hydrothermal,” jelas Rifqi selaku Ketua Tim dalam PKM-P ini.
Tidak hanya itu, Rifqi juga mengusung dua topik dengan tema berbeda. Pada PKM-KC dengan judul Alat Pembentukan Calcium Carbonate Melalui Packed Bed Column Absorber. Ide tersebut memiliki latar belakang dari permasalahan banyaknya gas buangan berupa CO2 dari Industri Semen yang kemudian dikontakkan dengan Ca(OH)2 liquid, hingga akhirnya membentuk CaCO3 yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai industri. Lalu dengan judul Water Repellent Aerogel Superabsorbent (WAGELS), ranah fokusnya sendiri adalah pembuatan aerogel yang memiliki sifat anti air dari proses karbonisasi untuk kemudian diaplikasikan ke limbah tekstil.
Waktu pengerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiga topik tadi berkisar 5 bulan. “Sekalipun cukup lama, tapi kalau enjoy dan memang sesuai dengan progam studi yang diampu saya rasa akan lebih efisien. Dan harapan saya melalui PKM ini jangan dijadikan beban tapi jadikan sebuah solusi untuk mengatasi masalah terlebih lagi hal yang berbau sosial,” ungkap Rifqi. (myf/uda)