Ahmad Rosyidin Mahasiswa Sistem Informasi bangga bersama medali perak di Sport Centre Lamongan.
Ahmad Rosyidin Mahasiswa Sistem Informasi bangga bersama medali perak di Sport Centre Lamongan.
18 Juli 2019 | Tim Media UISI

Tidak diragukan, Mahasiswa UISI Sabet Medali Perak di Ajang PORPROV JATIM ke VI 2019

Mahasiswa Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) berhasil memperoleh medali perak untuk cabang olahraga drum band di ajang Porprov JATIM ke VI tahun 2019.

LAMONGAN-Mahasiswa UISI kembali mencetak prestasi membanggakan ranah olahraga. Ahmad Rosyidi dari departemen Sistem Informasi 2015 berhasil memperoleh medali perak pada Cabang Olahraga (Cabor) drum band di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) JATIM ke VI tahun 2019. Porprov JATIM ke VI tersebut berlangsung selama 6 hari dari 8-13 Juli 2019.

Ahmad Rosyidi yang akrab dipanggil Didi itu menyatakan bahwa, perjuangannya merebut medali di ajang Porprov tahun ini tidak main-main. Didi bersama tim sudah memulai latihan untuk Porprov sejak April lalu. Selain persiapan yang cukup panjang, ia juga harus mempersiapkan sidang akhirnya sebagai mahasiswa.  Karena ia harus menyelesaikan sidang akhirnya 1 hari sebelum Porprov dimulai. Sebagai kapten tim, Didi membuktikan bahwa pertama kalinya Persatuan Drum Band Indonesia (PDBI) Gresik diikut sertakan pada Porprov JATIM, berhasil memperoleh medali.

Perjalanan Didi sebagai atlet drum band dimulai sejak ia di bangku SMK pada tahun 2014. Di tahun yang sama ia telah berhasil mengukir prestasinya sebagai juara 1 di Thailand dalam ajang Thailand International Marching Band Festival (TIMBF) bersama Marching Band Semen Indonesia (MBSI). Beberapa prestasi lainnya berhasil ia dapatkan sebagai atlet drum band di ajang perlombaan nasional maupun internasional. Bahkan di tahun 2016, Didi mengaku pernah mendapatkan kehormatan sebagai pengisi acara di Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia di istana negara.

Sebagai atlet yang berprestasi dan sekaligus mahasiswa aktif bukanlah hal yang mudah. Didi membagikan prinsipnya bahwa ketika sudah memutuskan untuk menjalankan keduanya banyak risiko yang harus diketahui dan harus dihadapi. Setiap harinya ia mecatat kegiatan apa saja yang harus dilakukan. Ia juga menegaskan tentang tanggung jawab, ketika seorang mahasiswa sudah memutuskan untuk mengikuti suatu kegiatan atau organisasi maka harus bertanggung jawab untuk menyelesaikannya.

“Memang selalu ada yang diprioritaskan, namun jikalau bisa berjalan bersama-sama secara seimbang kenapa tidak?,” ujarnya. (tsa/fns)

Artikel Terkait