Tingkatkan Pemahaman tentang Energi di Masa Depan
UISI – Di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih santer ini bukan menjadi alasan untuk kita tidak dapat menambah wawasan. Salah satunya dengan mengikuti seminar secara daring atau biasa disebut dengan webinar. Departemen Manajemen Rekayasa Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) sukses menyelenggarakan webinar yang bertajuk National Economic Value of Electric Vehicle. Berkolaborasi dengan Departemen Ilmu Ekonomi Universitas Airlangga dan Energy Academy Indonesia, kegiatan ini diselenggarakan pada hari Selasa (01/12) melalui Zoom meeting.
Bersama pemateri yang luar biasa dan ahli di bidangnya, webinar ini membahas secara tuntas mengenai potensi pengembangan kendaraan listrik untuk mendukung perekonomian Indonesia, potensi pengembangan teknologi tenaga listrik secara umum sebagai fasilitas untuk mendukung kendaraan listrik, dan strategi yang dilakukan untuk meningkatkan efektifitas pembangunan SPLU/SPLKU serta kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk mendorong pertumbuhan industri kendaraan listrik di Indonesia.
Kegiatan webinar ini dibuka dengan sambutan dari Bapak Rossanto Dwi H, PhD selaku Kepala Departemen Ilmu Ekonomi UNAIR. Dalam sambutannya, Rossanto berharap melalui kegiatan ini dapat mendorong peserta untuk dapat memahami lebih jauh terkait energi di masa depan terutama energi listrik.
Materi pertama di sampaikan oleh Bapak Ir. Jisman P. Hutajulu M. M. selaku Direktur Program Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementrian ESDM yang memaparkan materi tentang kebijakan pemerintah Indonesia dalam mendorong pertumbuhan industri kendaraan bermotor listrik dan pembangunan SPLU/SPLKU. Selanjutnya, materi mengenai teknologi baterai dan pengisi daya kendaraan listrik serta prospek kendaraan listrik di Indonesia yang dipaparkan oleh Bapak Alief Wikarta, PhD selaku Dosen Teknik Mesin ITS. Dan pada sesi terakhir, juga dilakukan diskusi bersama Ibu Dr. Ni Made Sukartini selaku Dosen Ilmu Ekonomi UNAIR.
"Adanya kendaraan bermotor listrik ini dapat memberikan dampak positif terutama pada perekonomian negara. Di tahun 2030 kebutuhan gasoline berkisar sebesar 840 ribu BOPD, tanpa adanya perubahan kebijakan maka dibutuhkan impor sekitar 570 ribu BOPD. Dengan demikian perlu adanya pengurangan impor gasoline diantaranya yaitu dengan cara peningkatan produk kilang, penambahan kendaraan listrik, pemanfaatan bioeful, dan pemanfaatan bahan bakar gas. Dengan keempat program tersebut, maka mulai tahun 2030 akan terjadi zero import BBM dan kelebihan diesel sekitar 790 ribu BOPD", ujar Jisman mengenai peranan kendaraan bermotor listrik dalam mengurangi impor BBM.
Kegiatan berjalan dengan lancar, antusiasme para peserta juga sangat tinggi ditandai dengan banyak pertanyaan yang diutarakan ketika sesi tanya jawab. (ifs/fns)