Sekolahnya Manusia, Gurunya Manusia, Muridnya Manusia
Gresik – Siang itu, Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) sedang mengadakan Pelatihan dan Rapat Kerja Akademis yang diikuti oleh dosen-dosen UISI. Acara berlangsung di Ruang Aula Kampus A UISI, pada 30-31 Agustus 2018. Dengan mengusung tema “Memanusiakan Manusia, Sekolahnya Manusia, Gurunya Manusia, Muridnya Manusia.” Adanya acara ini bertujuan untuk menciptakan kenyamanan dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, agar semua informasi dan materi dapat diterima dengan baik oleh mahasiswa.
Jumat (31/8), Rektor UISI, Prof. Dr. Ing. Herman Sasongko, membuka acara dengan membagikan pengalaman beliau selama menjadi pengajar di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Nurul Widiastuti, S.Si., M.Si., Ph.D., beliau merupakan dosen Jurusan Teknik Kimia ITS dan narasumber pada acara pelatihan. Untuk membangun susaasan nyaman dalam kelas, Nurul menuturkan “Media-media pembelajaran yang diperlukan dalam satu semester ke depan harus dipersiapkan lebih dahulu diawal.” Beliau juga memberikan beberapa cara penggunaan media pendukung untuk mengajar dosen. Media pembelajaran yang nantinya sangat membantu kinerja dosen selama mengajar.
Nurul pernah studi banding di National University of Singapore (NUS). Dari pengalaman beliau disana, NUS memiliki cara untuk memotivasi para dosen. Dengan program-program pemberian penghargaan bagi para dosen yang berprestasi. Hal tersebut mampu memicu dosen-dosen untuk mengajar dan melakukan riset dengan lebih baik. Bukan tidak mungkin, UISI akan melakukan hal yang serupa dengan yang dilakukan oleh NUS di masa yang akan datang.
Acara dilanjutkan dengan sharing knowledge. Perwakilan dosen dari masing-masing jurusan yang ada di UISI bergantian menyampaikan pengalaman dan tantangan yang dihadapi selama menjadi dosen. Salah satunya, dosen Jurusan Ekonomi Syariah, Bambang Tutuko, S.E., M.M. Menurut beliau, “Suasana kelas memiliki peranan penting.” Hal ini guna menciptakan suasana yang tidak kaku dan membuat mahasiswa lebih nyaman dengan dosen. Sehingga mahasiswa bisa mengikuti pembelajaran dan menangkap materi dengan baik. Di akhir sesi pelatihan, “UISI harus mempersiapkan sistem penilaian yang adil, jika benar-benar berencana menggunakan program tersebut.” imbuh Nurul. (aim/uda)