Yana Febirizaldy saat mempresentasikan ide aplikasinya di Pemkot Balikpapan
Yana Febirizaldy saat mempresentasikan ide aplikasinya di Pemkot Balikpapan
5 Oktober 2017 | Tim Media UISI

UISI Kembali Ukir Prestasi di Mobile Apps Idea Contest

Yana Febirizaldy,mahasiswa Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) kini kembali meraihjuara 1 dalam ajang Dugong Mobile Apps Idea Contest, Kalimantan Timur.

Yana Febirizaldy,mahasiswa Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) kini kembali meraih juara 1 dalam ajang Dugong Mobile Apps Idea Contest, Kalimantan Timur.

“Nama alat ini yaitu Fire Man Monitoring System atau FM2S” ujar mahasiswa informatika ini.

Dengan ide tema yang membahas tentang permasalahan masyarakat dan petugas pemadam kebakaran,melalui alat ini petugas maupun masyarakat dapat mengirimkan informasi secara real time. Informasibisa berupa video, voice mapun text. Alat ini juga bisa mengakses lokasi melalui GPS untuk mempermudah kita mengetahui lokasi bencana kebakaran dengan tepat.

Ajang Mobile Apps Idea Contest merupakan kompetisi resmi tingkat Kota Balikpapan yangmelombakan gagasan perkembangan aplikasi digital baik di bidang kesehatan, transportasi, pertanian, bencana, logistik dan pariwisata. Kompetisi ini dibagi menjadi 2 kategori kompetisi yaitu kategori tingkat Perguruan Tinggi dan Tingkat Sekolah Mengah Atas/Kejuruan, dimana masing-masing peserta mempresentasikan hasil ide kreatifnya dalam bentuk mockup secara langsung di depan dewan juri.

Acara ini berlangsung pada tanggal 25 September 2017 di kantor Pememerintah Kota Balikpapan. Namun sebelum itu,lomba ini memiliki beberapa proses seleksi yaitu seleksi pertama diadakan secara online.Setelah itu menunggu pengumuman pada 12 September 2017 dimana akan dipilih tiga aplikasi terbaik untuk dipresentasikan secara langsung di kantor Pemeritahan Kota Balikpapan.

“Lomba ini sangatlah berkesan bagi saya karena lomba ini diadakan di tanah kelahiran saya, yaitu Balikpapan.” kata Yana.”Namun,perasaan saya juga grogi ketika di depan juri karena lomba ini bersifat individu.”lanjutnya. (tia/kei)

Artikel Terkait