UISI Mengupas Dinamika Semen di Indonesia pada Webinar Aperti BUMN
Pada Senin (24/08) telah berlangsung Webinar APERTI TALKS Series kedua dengan mengusung tema “Indonesia Cement Dynamic”. Bersama pakar dan praktisi Semen Indonesia Ir. Widodo Santosa, MBA (Ketua Asosiasi Semen Indonesia) dan Ir. Benny Wendry, M.M (Direktur Produksi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Selain dua narasumber yang tengah hadir dalam acara webinar ini, tak lupa Webinar Aperti dihadiri oleh jajaran rektor dan wakil rektor atau yang mewakili seluruh perguruan tinggi yang tergabung dalam APERTI BUMN.
Webinar APERTI Talks merupakan webinar yang diselenggarakan oleh aliansi perguruan tinggi APERTI BUMN. Mengangkat tema yang hangat untuk didiskusikan dan memiliki ciri khas dari setiap Universitas. Acara yang diadakan secara rutin bergiliran dua minggu sekali oleh delapan perguruan tinggi yang tergabung dalam aliansi perguruan tinggi BUMN. Kedelapan perguruan tinggi tersebut adalah Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI), Telkom University (Tel-U), Institut Teknologi PLN (IT-PLN), BRI Institute, Sekolah Tinggi Manajemen Logistik Indonesia (STIMLOG), Politeknik Pos Indonesia (POLTEKPOS), dan IT Telkom Surabaya (ITTS), dan Universitas Pertamina (UP).
“Sebuah tradisi baru yang disiarkan oleh aliansi perguruan tinggi BUMN tentang berbagi informasi melalui webinar yang kali ini kita hadir semua dalam Aperti Talks sesi dua yaitu sesi Universitas Internasional Semen Indonesia. Dan kita kali ini membicarakan sebuah topik yang sangat menarik yaitu tentang dinamika bisnis persemenan.” Papar Herman Sasongko selaku Rektor Universitas Internasional Semen Indonesia.
Aperti Talks serial kedua ini berkesempatan diselenggarakan oleh Universitas Internasional Semen Indonesia dengan mengangkat tema wawasan persemenan. Kiat – kiat bagaimana terjalin dengan baik di tengah pandemi, penjualan PT Semen Indonesia mengalami kenaikan, perkembangan industri semen dari masa ke masa dan dampak COVID – 19 pada industri semen. Yang disampaikan oleh dua narasumber beserta tanya jawab berlangsung selama dua jam.
Menurut apa yang dipaparkan narasumber, Sebagian besar perusahan semen sudah mengikuti program green industry dari Kementerian Perindustrian dan program green proper dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Industri Semen Indonesia memiliki kapasitas terbesar di ASEAN dan telah siap memenuhi kebutuhan semen baik domestic maupun ekspor. Meningkatkan program ekspor untuk peningkatan utilisasi pabrik. Terutama pada era pandemic saat ini, kedua narasumber menyebutkan bahwa sampai saat ini penurunan di dalam negeri yang dirasakan adalah sekitar 12%, namun kita kompensasi dengan ekspor sehingga total penurunan sampai bulan Juli sekitar 7% - 8%. (*)