Asef Ghofoory, B.A.,M.A. selaku dosen dari departemen jurnalis Universitas Kardan Afghanistan
Asef Ghofoory, B.A.,M.A. selaku dosen dari departemen jurnalis Universitas Kardan Afghanistan
24 November 2020 | Tim Media UISI

Belajar dari Proses Perdamaian di Afghanistan Bersama OIA UISI

Webinar yang diadakan OIA UISI ini membahas mengenai proses perdamaian dan rekonsiliasi di Afghanistan dengan tujuan mengajak generasi muda untuk bisa berempati dengan keadaan rekan sesama muslim di belahan dunia lain.

Gresik - Terdapat 6.000 korban tewas dan terluka tahun ini akibat dari kekerasan di Afghanistan. Indonesia sebagai negara mayoritas muslim tentu tidak diam saja dengan kekerasan di Afghanistan yang masih berlangsung. Oleh karena itu melalui Office of Internasional Affairs (OIA) UISI mengadakan sebuah webinar bertajuk, “Peace and Reconciliation Process in Afghanistan.”

Webinar yang diselenggarakan pada Sabtu (21/11) kemarin, mengundang dua narasumber spesial. Arief Rachman MD, MM., MBA. selaku KBRI Afghanistan serta sebagai pemateri mengungkapkan bahwa banyak pihak yang ingin menguasai Afghanistan. “Kalau ingin mengusai dunia, kuasai Asia. Kalau ingin menguasai Asia, kuasai Asia Tengah. Di tengah-tengah itu ada Afghanistan. Apalagi ada jalur sutra itu sehingga diperebutkan dari timur hingga barat,” ujarnya.

Indonesia sebagai negara yang juga mayoritas muslim, ikut berkomitmen dalam menggapai perdamaian di Afghanistan. Hal tersebut dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah pembentukan Afghanistan-Indonesia Women's Solidarity Network (AIWSN). Bukan hanya untuk mencapai perdamaian namun juga agar terjalinnya kemerdekaan wanita.

Asef Ghofoory, B.A.,M.A. selaku pemateri yang berasal dari Afghanistan menyatakan perempuan di negaranya tidak dengan bebas bisa bersekolah. Asef mengaku iri dengan keberagaman di Indonesia namun dapat hidup dengan rukun. “We want that such society,” ungkap dosen dari Departemen Jurnalis Universitas Kardan Afghanistan itu.

Harapan tersebut juga diungkapkan oleh Roostikasari Nugraheni, S.Hum., M.Med.Kom. selaku pembina OIA UISI. Sebagaimana prinsip kenegaraan Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Sudah sepatutnya warganya peduli dengan isu perdamaian dan keberagaman budaya. Pembina OIA UISI yang sering dipanggil bu Nunung tersebut membeberkan harapannya dalam mengadakan webinar kali ini, “kita ikut serta menumbuhkan serta mengajak generasi muda kita untuk bisa berempati dengan keadaan rekan sesama muslim di belahan dunia lain.”

(tsa/msl)

Artikel Terkait