18 September 2019 | Tim Media UISI

Berawal dari Pengguna Setia Minyak Atsiri, Dosen UISI mendapatkan hibah dana oleh RISTEKDIKTI

Solusi minyak atsiri yang digunakan dilatarbelakangi dari manfaatnya yang banyak digunakan oleh para penggemar aroma therapi,dan campuran pewangi kecantikan

UISI- Program penelitian untuk dosen yang diadakan RISTEKDIKTI (Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia) mampu mengundang antusias dosen Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI). Beberapa dosen UISI mendapatkan hibah penelitian dan pengabdian masyarakat melalui proposal yang diajukan. Izzati Winda Murti, S.T., M.T. merupakan salah satu dari 5 (lima) yang mendapatkan hibah pengabdian masyarakat. Izzati adalah pengguna setia minyak atsiri atau essential oil yang mengangkat persoalan minyak atsiri dari daun buah jeruk keprok. Pengabdian masyarakat yang ingin diusungnya bermitra dengan PKMB AL MURAAROKAH (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) yang berada di Desa Kedungjambe, Singgahan, Tuban.

“Solusi minyak atsiri yang digunakan dilatarbelakangi dari manfaatnya yang banyak digunakan oleh para penggemar aroma therapi,dan  campuran pewangi kecantikan dengan harga yang relatif mahal. Bahkan para ibu-ibu masa kini pun mulai beralih pada manfaat essential oil ini sebagai pelengkap first-aid untuk kesehatan buah hatinya.” Ujar Izzati selaku ketua tim.

Melalui Focus Group Discussion (FGD) dan kegiatan survey lapangan yang telah dilaksanakan tim pengabdi dengan mitra membuahkan hasil bahwa ketersediaan tanaman jeruk di desa Kedungjambe terbilang cukup banyak untuk dapat menghasilkan minyak atsiri dari daun jeruk tersebut secara kontinyu. Terlebih lagi, keberadaan tanaman jeruk sebagai salah satu komoditi di desa tersebut mampu menjadi ladang penghasilan tambahan bagi warga selain dari penjualan hasil panen buahnya. Dengan hanya menjual hasil panen buahnya, pemilik kebun hanya mampu meraup penghasilan sebesar 3000-7000 rupiah per kilo untuk buah dengan kondisi baik, dan tak jarang tanpa penghasilan sama sekali apabila tanamannya terserang penyakit dan menghasilkan buah yang berkualitas rendah.

“Essential oil atau minyak atsiri relative mahal di pasaran untuk kualitas yang baik, dan sebenarnya salah satu aroma bisa didapatkan dari daun-daun tersebut. Karena di Tuban kaya banget potensinya, lahan itu harus dimanfaatkan,” Ungkap Izzati tentang Pengabdian Masyarakat

Kemunculan bentuk pengabdian masyarakat yang dilakukan bukan hanya mengejar prestasi, tetapi memberikan solusi untuk kemandirian masyarakat yang dapat dimanfaatkan. Selain memberikan nilai guna, juga dapat dijadikan lahan penghasilan tambahan bagi desa.  Pengabdian masyarakat yang diusung melalui tim kolaborasi Departemen Manajemen Rekayasa dan Teknik Kimia ini diharapkan mampu membuahkan banyak hasil. Bukan hanya pada penciptaan produk minyak atsiri, namun juga mampu menggiring masyarakat desa untuk dapat menciptakan ekonomi mandiri.

“Harapannya dapat meningkatkan kemandirian masyarakat di desa tersebut, tentunya diperlukan lagi  feasibilitas studi untuk pengembangan bisnis skala makro,” Harap Izzati. (*)

Artikel Terkait