Inovasi Geopolimer untuk Pemecah Gelombang Sampai Media Tanam
Ufafa memberikan instruksi pada mahasiswa untuk mengukur larutan Natrium Hidroksida dan menuangnya ke fly ash. Nantinya campuran tersebut akan berubah menjadi bahan geopolimer. Di tangan Ufafa dan tim penelitinya, geopolimer diaplikasikan untuk berbagai fungsi seperti penyimpan limbah berat, pemecah gelombang, dan media tanam.
Geopolimer sedang gencar diteliti sebagai material baru. Bahan utamanya berasal dari mineral geologi berbasis silikon yang disintesis menjadi polimer. " Geopolimer memiliki rantai panjang, salah satu unsur pembentuknya adalah silikon dan alumina yang berikatan dengan oksigen," papar Ufafa Anggarini S.Si., M.Si.
Ufafa tertarik meneliti geopolimer berkat kesempatan menjadi peserta di ajang Innovation Award Semen Indonesia. Saat itu, dosen Teknik Kimia ini mengajukan inovasi geopolimer untuk bahan penampungan logam berat. Sayangnya karena keterbatasan dana, bahan, dan peralatan, tim tersebut tidak bisa membuat prototipenya dan gagal. "Saya bersyukur saat ini di UISI sudah mencukupi baik dana maupun laboratorium untuk menunjang penelitian," ungkap Ufafa. Terhitung empat tahun Ufafa sudah mendalami bidang ini.
Penelitian pertama yang dilakukan Ufafa adalah mencari komposisi geopolimer dengan fly ash. "Aplikasi geopolimer pertama adalah untuk bahan penampungan logam berat, bahan ini akan bertahan lama karena bahan dari logam berat akan memperkuat geopolimer," paparnya. Hal ini dibuktikan saat geopolimer dicampur dengan limbah timbal dan kuat tekannya menjadi naik karena timbal terserap ke bahan geopolimer.
"Geopolimer juga saya aplikasikan sebagai media tanam, sampai saat ini belum ada aplikasi untuk hal tersebut," imbuh lulusan Institut Teknologi Sepuluh Nopember ini. Penelitian tersebut juga telah dipublikasikan di seminar simposium geopolimer se-Asia di Vietnam. Ufafa berhasil menghilangkan sifat basa dari geopolimer dan mengaplikasikannya sebagai media tanam.
Tidak berhenti sampai disitu, Ufafa mendalami lagi aplikasi geopolimer untuk beton pemecah gelombang laut. "Kami berhasil menemukan geopolimer dengan kekuatan tekan 100MPa, jika dibandingkan dengan beton biasa hanya 20MPa," ujar anggota Simposium Geopolimer ini. Pemecah gelombang yang sudah dibuat ini akan diuji lebih lanjut dengan gelombang laut sesungguhnya.
"Tahun ini rencanya saya akan meneliti aplikasi geopolimer untuk bata ringan sebagai mitigasi bencana," tambah kepala Departemen Teknik Kimia ini. (mbn/uda/efn)