Kecanggihan Teknologi di Balik Hutan Kedukbembem
Lamongan – 263 mahasiswa Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) mengabdi kepada masyarakat melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik yang diselenggarakan di Kabupaten Lamongan.
Kemarin (1/2) kegiatan KKN Tematik terbagi menjadi tiga bidang pengabdian, yaitu Bidang Agroindustri, Bidang Bisnis Kreatif, dan Bidang Energi Terbarukan.
Salah satu Desa di Kecamatan Mantup memiliki keunikan yang berbeda dengan desa yang lain, desa ini menjadi “the real KKN” tahun 2018.
Istilah ini muncul dari mahasiswa yang menjalani pengabdian di desa tersebut karena mahasiswa benar-benar merasakan berada di daerah yang jauh dari kebisingan kendaraan, padatnya aktifitas perkotaan maupun jaringan telekomunikasi.
Akses jalan tanpa penerangan lampu malam, menyusuri hutan jati sepaanjang 3 kilometer dengan medan jalan yang tidak halus menjadi tantangan baru, namun tidak menyurutkan semangat mahasiswa UISI dalam kegiatan KKN.
Meski jauh dari pusat kota, masyarakat tidak tertinggal dengan teknologi masa kini.
Terbukti dengan adanya keberadaan biogas ramah lingkungan yang dimiliki beberapa warga dan masih aktif digunakan.
Wujud nyata dari keunggulan biogas tersebut dapat menyala biru dan hemat pemakaian. Selain itu, biogas juga dapat dimanfaatkan sebagai energi untuk lampu penerangan warga.
Hal ini tidak terlepas dari semangat Markat, selaku Kepala Dusun Banyu Urip sekaligus penggerak biogas ramah lingkungan tersebut.
Berkat ketekunan dan dedikasinya, beliau mengajak masyarakat untuk menjaga lingkungan.
Usaha besar yang telah dikerahkan itu mengantarkan Desa Kedukbembem memperoleh penghargaan hingga tingkat nasional.
Tidak berhenti disitu, beliau terus memperbarui ilmu dan perkembangan teknologi yang nantinya dibagikan kembali untuk masyarakat.
“Yang utama mengajak masyarakat untuk bergerak maju, dan merubah kesadaran tiap individu” tutur Markat.
Mahasiswa UISI turut terjun ke dalam proses pembuatan biogas ramah lingkungan, pembuatan pupuk organik dalam granula, dan budidaya lele.
“Masyarakat yang sangat ramah dan kerukunan begitu kental terasa, selama KKN saya mengenal berbagai karakter orang”, ujar Akbar Nafis.
Meski dengan keterbatasan yang ada, tidak menyurutkan optimis mahasiswa UISI untuk membaur dengan masyarakat.
Bahkan menurut Ketua tim KKN, “Keterbatasan ini menjadi kunci untuk kami bisa melebur dengan masyarakat” ujar Arjun Dicky. [uda/han]