Pemaparan meteri oleh dr. Tolib Bahasuan
Pemaparan meteri oleh dr. Tolib Bahasuan
22 September 2020 | Tim Media UISI

KKN UISI GANDENG RS. SEMEN GRESIK MELALUI WEBINAR KESEHATAN HADAPI COVID-19

Webinar mengusung judul “Iman dan Imun Dalam Menghadapi Covid-19” dengan pemateri dr. Tolib Bahasuan membahas gejala hingga penanganan Novel Corona Virus (covid-19)

Gresik- Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) berbeda dengan tahun sebelumnya. Keunikan muncul karena kondisi yang memaksa kita untuk berkembang dan menjaga kesehatan dengan kerterbatasan. Mahasiswa UISI yang tengah menjalani kegiatan KKN kini menggandeng pihak RS. Semen Gresik melalui webinar kesehatan dengan judul “Iman dan Imun Dalam Menghadapi Covid-19”. 

Pembahasan ini mengenai pandemi yang sedang dirasakan oleh seluruh manusia termasuk mereka yang berada digarda terdepan yaitu tenaga medis dan kesehatan. Dr. Tolib Bahasuan merupakan salah satu dokter yang menangani pasien Covid-19 di RS. Semen Gresik. Acara dihadiri oleh 190 peserta terdiri dari pihak internal UISI hingga perangkat desa Pada Senin (22/9). 

Wakil Rektor Bidang Akademika Dan Kemahasiswaan Prof. Tjiptohadi Sawarjuwono M.Ec.,Ph.D.,CPA.,CA mengungkapkan bahwa acara ini diharapkan dapat membantu menyebarkan himbauan 3M  (Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak) pada masyarakat dalam menghadapi covid-19.

Dalam acara webinar tersebut dijelaskan oleh dr. Tolib Bahasuan tentang Novel Corona Virus (covid-19) mulai dari gejala hingga penanganannya. Beliau mengungkapkan bahwa gejala covid-19 hampir mirip dengan gejala flu biasa.

“Diagnostik gejala flu dengan covid-19 hampir sama, bedanya covid-19 menimbulkan nyeri didada dan sesak nafas, kepala agak berat disertai nyeri ditubuh namun ada juga yang OTG/orang tanpa gejala, jadi hati-hati penyakit ini sangat berbahaya, ”ungkapnya.

Dr. Tolib Bahasuan juga menghimbau masyarakat agar menerapkan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak) beliau juga menyinggung stigma masyarakat dalam menyikapi covid-19 yang umumnya kaget, kebingungan, cemas dan takut ketika ada yang reaktif covid-19.

“Stigma sosial sering terjadi menganggap penyakit itu (covid-19) adalah aib, sehingga menimbulkan orang menyembunyikan penyakit demi menghindari deskriminasi. Ketakutan itu akan membuat imun tubuh semakin menurun,” ucap beliau.

Harusnya lanjutnya, diciptakan di masyrakat untuk jangan menjauhi dan mengejek bahwa penyakit itu (covid-19) aib, selama disiplin pada protokol kesehatan 80% kemungkinan aman dari penularan, tambah beliau.

Tidak hanya perlu menjaga imun untuk menyikapi covid-19, dr. Tolib Bahasuan juga mengingatkan untuk menjaga iman dengan cara iklas, sabar dan optimis. Iklas atas cobaan dari Allah, Sabar dan yakin bahwa Allah bisa mengubah situasi terpuruk menjadi terbaik, optimis untuk sembuh dan tidak panik. [fit/fns]

Artikel Terkait