KPK Butuh Peran Perguruan Tinggi untuk Berantas Korupsi
“Titip absen, Bro. Nanti saya traktir”. Kalimat semacam ini tidak jarang kita dengar dalam keseharian mahasiswa. Meski terlihat sepele, ternyata perilaku tidak jujur ini bisa jadi awal pemicu tindakan korupsi di masa mendatang. Fakta korupsi di Indonesia menunjukkan bahwa, jenis perkara penyuapan merupakan jenis perkara yang paling banyak dilakukan pada tahun 2017 dan tidak sedikit pelakunya masih berusia muda.
Kepedulian Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) dalam upaya pemberantasan korupsi salah satunya ditunjukkan dengan diadakannya kuliah tamu bertajuk “Peran Perguruan Tinggi dalam Mengawal Pemberantasan Korupsi”. Hary Budiarto, Deputi Bidang Informasi dan Data KPK yang selaku pembicara dalam kuliah tamu ini menjelaskan pentingnya melakukan pencegahan korupsi berbasis tridharma (pendidikan, pengajaran, dan pengabdian masyarakat) pada jenjang perguruan tinggi.
Kuliah tamu yang diadakan di Auditorium Kampus B UISI ini dihadiri oleh perwakilan seluruh elemen Semen Indonesia Foundation mulai dari Ketua Yayasan, perwakilan dari SD Semen Gresik, SMP Semen Gresik, SMA Semen Gresik, Akademi Komunitas Semen Indonesia (AKSI), serta dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI). Kegiatan ini digelar pada Jumat (6/4).
Pendidikan anti korupsi di perguruan tinggi bisa dimulai sejak masa orientasi mahasiswa, selama masa perkuliahan hingga kelulusannya. Dalam bidang penelitian, bisa diimplementasikan dalam bentuk kolaborasi riset oleh mahasiswa, dosen, masyarakat dan bekerja sama dengan KPK. Pengabdian masyarakat juga bisa diarahkan melalui Kuliah Kerja Nyata tematik. Selain melakukan pemberantasan korupsi, perguruan tinggi juga dituntut dapat meminimalisir perilaku koruptif civitas akademika.
“Setelah mengikuti kuliah tamu ini saya termotivasi untuk ikut berperan dalam aksi anti korupsi” ujar Artya, selaku dosen Universitas Internasional Semen Indonesia yang menjadi peserta dalam kuliah tamu ini.
Hary mengedepankan untuk membangun budaya jujur sejak dini untuk mencegah perilaku korupsi di masa mendatang. “Semua Bisa Beraksi!” ucap Hary memotivasi seluruh sivitas Perguruan Tinggi untuk ikut serta dalam aksi memberantas korupsi. (*)