Mahasiswa Sistem Informasi Borong SKS Merdeka Belajar
UISI – Baru-baru ini Mahasiswa Sistem Informasi Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) memborong program Merdeka Belajar yang diusung Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dimana aktivitas yang dilakukan bisa dikonversi menjadi Ssistem Kredit Semester (SKS). Mahasiswa tersebut adalah Nur Alfiyah Miftakhul Jannah, Amelia Hayyu Astiarasanti, dan Naufal Andika Rahman. Pelaksanaan program yang dikatakan cukup baru ini rupanya membuat ketertarikan sendiri bagi ketiganya. Bahkan tidak tanggung-tanggung porsi 6 bulan diambil untuk menuntaskan studi.
Berawal dari ketidaktahuan akan penerapan program tersebut, mengantarkan ketiga mahasiswa khususnya Nur Alfiyah untuk menantang kesiapan diri untuk memasuki dunia kerja. Pendapat sama juga diutarakan oleh Amelia Hayyu yang kebetulan menjalani program bersama Nur Alfiyah dengan topik Tata Kelola Pengembangan E-Government di DISKOMINFO Gresik. Lain hal dengan Naufal Andika yang justru menganggap bahwa penerapan program ini juga dapat dimanfaatkan sebagai ajang menggali passion diri.
“Adanya Merdeka Belajar bisa mengeksplorasi diri, terutama saya di bidang UI/UX Designer dengan waktu lumayan panjang,” ungkap Naufal Andika yang menjalani program di PT. Privy.id.
Program Merdeka Belajar memang terbilang baru di dunia Pendidikan Indonesia. Namun, walaupun masih tergolong baru bukan berarti menyurutkan semangat mahasiswa terlebih Mahasiswa UISI. Selain menjadi jalan pintas bagi mahasiswa untuk cum laude 3,5 tahun, program Merdeka Belajar juga selaras dengan alternatif perkuliahan di luar kelas. Dengan berbekal kemampuan yang sudah dimiliki selama kurang lebih dua tahun di dunia perkuliahan, membuat penasaran ketiga mahasiswa tersebut untuk mencicipi dunia kerja.
“Menurut saya program ini ampuh bagi mahasiswa yang merasa suntuk dengan kuliah online dan ingin belajar secara tatap muka,” papar Nur Alfiyah tanpa ragu.
Berbagai pertimbangan tentu sudah disepakati bersama sebelum akhirnya memutuskan mengambil program. Salah satunya adalah jumlah SKS, kesanggupan dalam melakukan management diri, dan kesehatan ekstra karena bekerja di lapangan. Seperti kata pepatah sepandai apapun manusia dalam mempersiapkan, kendala juga dirasakan oleh ketiga mahasiswa. Beberapa di antaranya berkaitan dengan klaim mata kuliah yang dapat diakui sebagai penyetaraan serta minimnya tatap muka dengan Dosen Pembimbing yang mengakibatkan adanya missed communication. Namun, permasalahan-permasalahan tersebut tidak menjadikan semangat ketiga mahasiswa untuk surut di medan lapangan. Pengambilan keputusan yang tepat sebelum memulai memang menjadi kata kunci tepat untuk mensukseskan Program Merdeka Belajar.
Satu kata dari Ketiga Mahasiswa Sistem Informasi Universitas Internasional Semen Indonesia yang telah mengikuti program Merdeka Belajar yaitu, “Semangat, Menarik, dan Merdeka”.