Potret narasumber saat memaparkan materi
Potret narasumber saat memaparkan materi
5 Mei 2021 | Tim Media UISI

Management Week 2021 Day 4 : Pivoting Your Small Business in Covid-19 Era

Webinar MG Week 2021 hari keempat yang bertemakan Pivoting Your Small Business in Covid-19 Era ini membahas mengenai bagaimana menerapkan strategi-strategi adaptif dan melakukan revolusi bisnis dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Gresik – Pada Kamis (29/4) Departemen Manajemen Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) kembali menggelar acara webinar Management Week (MG Week) 2021 day 4 yang bertemakan “Pivoting Your Small Business in Covid-19 Era”. Demi memberikan manfaat untuk generasi Z di tengah pandemi ini, pihak penyelenggara berusaha menyajikan tayangan webinar yang lebih santai dengan nuansa podcast dan menghadirkan narasumber yakni  Fachril Maula Assidiqi, Founder & CEO dari Arana Citra Karya.

Arana Citra Karya (ACK) merupakan UMKM yang didirikan oleh Fachril pada Februari 2020 yang mengusung pertanian organik dengan komoditas jahe merah. Selain menjual bibit dan produk panen, mereka juga berfokus pada lini-lini produksi, misalnya yaitu pengembangan produksi pupuk organik cair dengan kapasitas produksi bulanan mencapai 750 liter. Sampai saat ini, ACK telah mampu memasarkan produk jahe merahnya hingga ke beberapa negara dengan Qatar sebagai buyer dengan frekuensi order yang paling tinggi jika dibandingkan negara lainnya.

Selain bergerak di bidang pertanian, ACK juga bergerak dalam pembesaran ikan hias impor yaitu premium fish dan juga ayam petelur. Sebagai UMKM yang baru berdiri di masa pandemi, Fachril menceritakan bagaimana sepak terjang sebelum memulai bisnis tersebut. Sebelumnya, beliau mendirikan UMKM yang bergerak di bidang reparasi gadget dimana mayoritas spare part yang digunakan adalah impor sehingga pada awal pandemi, kuotasi barang masuk dari luar negeri sangat dibatasi. Hal tersebut menyulitkan timnya dalam menjalankan lini usaha tersebut, sehingga Fachril beralih pada usaha baru yang saat ini dijalankan.

“Inspirasi jahe merah saya dapat dari VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) karena VOC juga cikal bakal sistem saham terbentuk, selain itu komoditas yang dimainkan pun menarik, yaitu rempah-rempah yang mana adalah renewable source berbeda dengan emas, nikel, dan tambang lainnya”, ucap Fachril. Sehingga beliau tertarik untuk turut menggeluti bidang tersebut. Menariknya mitra dari ACK berasal dari petani muda yang mayoritas berusia dibawah 30 tahun. Selain mendapatkan mitra, usaha jahe merah organik itu juga berhasil masuk dalam 15 Warrior Hunt pada movement Indonesia Bangkit oleh Suara Surabaya.

“Covid-19 ini akan memberi dampak negatif jika kita selaku pebisnis tidak menerapkan strategi-strategi adaptif untuk menghadapinya. Bahkan bukan hanya adaptif, bila perlu berevolusi juga agar menjadi suatu bisnis yang baru,” pesan Fachril.

(lia/msl)

Artikel Terkait