Menembus Batas Negeri Lewat Summer Course: Mahasiswa UISI Belajar Teknologi Pertanian Global di UB
UISI - Kesempatan belajar lintas negara dan lintas budaya kini tak lagi mustahil bagi mahasiswa. Salah satunya dirasakan oleh mahasiswa Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) yang berhasil lolos dan mengikuti program Summer Course yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya. Program berskala nasional dan internasional ini menjadi ajang pembelajaran kolaboratif sekaligus sarana pengembangan diri yang mempertemukan mahasiswa dari berbagai penjuru dunia. Program Summer Course ini berfokus pada inovasi teknologi pertanian untuk ketahanan pangan, industri hijau, dan keberlanjutan lingkungan. Dengan format pembelajaran hybrid, peserta tidak hanya mengikuti kuliah virtual tetapi juga melakukan kunjungan lapang ke berbagai industri dan pusat pelatihan.
Seluruh rangkaian kegiatan yang berlangsung dari Juni hingga Agustus ini setara dengan 10 SKS pembelajaran formal. “Saya mengetahui program ini dari Bu Yunita Siti Mardhiyyah, dosen TIN di UISI. Beliau memiliki relasi dengan dosen Universitas Brawijaya. Saya langsung mendaftar dan mengikuti seleksi administrasi. Saat dinyatakan lolos, saya merasa sangat bersyukur karena kuotanya terbatas,” ungkap amel Kegiatan dalam program ini sangat beragam, mulai dari pelatihan produksi pangan fungsional di laboratorium, kunjungan industri ke PT. Amerta Otsuka dan Food Production and Training Center (FPTC), hingga sesi diskusi kelompok dan networking bersama peserta dari berbagai universitas nasional maupun internasional. Salah satu sesi yang paling membekas adalah topik “AI untuk Smart Farming”.
Topik ini membuka wawasan mahasiswa UISI tentang potensi besar kecerdasan buatan dalam dunia pertanian. “Saya belajar bagaimana data, sensor, dan machine learning dapat membantu petani mengambil keputusan yang lebih akurat,” ujar amel antusias Selain materi akademik, interaksi sosial antar peserta menjadi pengalaman tersendiri. Diskusi lintas budaya di breakout room menambah perspektif baru. Meski datang dari latar belakang yang berbeda, semangat kolaboratif membuat proyek-proyek kecil yang diberikan dapat dijalankan dengan baik. Namun, tidak semua berjalan tanpa tantangan. Jadwal perkuliahan dari UISI yang bertepatan dengan Ujian Akhir Semester sempat berbenturan dengan sesi program Summer Course. “Intensitas materinya cukup tinggi, dan saya harus pandai mengatur waktu agar bisa aktif di dua sisi,” tuturnya. Meski demikian, ia tetap menunjukkan partisipasi aktif di setiap sesi. Baik dalam tanya jawab, diskusi, maupun tugas kelompok, ia selalu berupaya memberikan kontribusi maksimal.
Kunjungan ke PT. Amerta Otsuka menjadi salah satu momen paling berkesan karena ia dapat melihat langsung proses produksi Pocari dan Soyjoy serta berdialog dengan praktisi industri. Dari segi manfaat, program ini memberi dampak nyata. “Saya mendapat banyak relasi baru dari berbagai universitas, baik nasional maupun internasional. Selain itu, wawasan saya tentang teknologi pertanian dan ilmu pangan semakin luas,” ungkapnya. Menutup wawancara, ia menyampaikan pesan kepada mahasiswa lain untuk tidak ragu mengambil peluang. “Program seperti ini adalah peluang emas untuk berkembang secara global. Jangan takut mencoba, karena justru di sanalah kamu akan belajar banyak hal. Ini bisa menjadi batu loncatan untuk membangun jaringan internasional dan menambah pengalaman luar biasa,” tutupnya penuh semangat. (may)