Menyimak Rutinitas Mahasiswa Atlet Badminton di UISI
Kemeriahan gelaran Asian Games yang berlangsung di Jakarta-Palembang beberapa pekan lalu masih terasa. Bagaimana seluruh atlet terbaik Indonesia dikerahkan untuk bermain dalam ajang olahraga se-Asia ini. Seluruh keringat perjuangan yang dikerahkan dapat membawa manisnya keberhasilan dengan prestasi yang ditorehkan. Mengharumkan nama Indonesia dengan peraihan medali emas, perak dan perunggu hingga tembus pada peringkat ke-4.
Tak jauh berbeda dengan atlet bulu tangkis asal Bekasi, Eko Wahyudi. Mahasiswa program studi Teknik Kimia Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) adalah mahasiswa yang mendalami hobinya di bidang olahraga bulu tangkis. Hobinya telah mengantarkan Eko (nama sapaannya) menduduki juara 3 dalam Perbanas Open pada Mei lalu. "Memang sudah dari kecil dikenalkan olahraga ini dan suka badminton, berlatih biasanya sama bapak", paparnya saat diwawancarai oleh Tim UISI Media.
Hobi menjadi kegiatan yang membuat senang untuk dilakukan. Dengan tidak melupakan kewajibannya, Eko membagi waktunya sebagai mahasiswa di pagi hari dan melatih fisiknya di beberapa hari sepakannya. Tugas, jadwal kuliah, praktikum tidak menghambatnya untuk menjaga stamina dengan berlatih atau sekedar lari. "Yang penting itu manajemen waktunya. Jangan karena tugas hobi yang ditekuni terabaikan", jelasnya saat ditanya kesehariannya.
Selain berkuliah, Eko menyempatkan untuk berlari di akhir pekan. Selasa malam, ia jadwalkan untuk berlatih bulu tangkis demi memaksimalkan performanya agar lebih baik lagi bersama teman dan anggota UKM badminton. Terkadang Kamis sore ia sisihkan waktu untuk bermain bulu tangkis dengan para dosen. "Biasanya kalau Kamis itu main sama dosen di lapangan dosen, Kamis sore biasanya", ungkap Eko soal rutinitas latihannya.
Kegemarannya di bidang olahraga bulu tangkis menggugah Eko untuk mendirikan UKM badminton di UISI. Ia mulai merintis untuk membentuk UKM badminton, menjadwalkan latihan dan memaksimalkan rutinitas mingguannya. Berbagai pertimbangan harus ia seleksi agar tak salah untuk memilih.
"Hidup itu penuh pilihan jadi untuk memilih sesuatu kita harus pintar-pintar memilih nya ketika banyak pilihan harus maksimal di keduanya Ya kembali lagi ke manajemen waktunya", tutupnya. (fns/kei)