OIA UISI Gelar Webinar Series : How to Get Scholarship in China
UISI - Pada Sabtu (30/01) kemarin Official of International Affairs (OIA) Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) mengadakan Webinar Series khusus “How to Get Scholarship in China”. Webinar dibuka dengan pembicara yang luar biasa yakni Muhammad Farhan Masyur,S.Pd.,M.A., seorang Dosen Departemen Sastra Mandarin, UNESA. Adapun penjelasan mengenai beasiswa yang disampaikan oleh Laoshi Farhan yang pertama adalah jenis dari beasiswa China yakni Bilateral Program :
- Great wall program (UNESCO)
- MOFCOM Chinese University Program (S2/S3)
- AUN (ASEAN University Network) Program
- WMO (World Meteorogical Organization) Program
Selanjutnya terdapat syarat – syarat yang perlu disiapkan :
- Paspor
- Isi Form http://www.campuschina.org
- Ijazah dan Transkip Nilai
- Study plan (800 kata)
- 2 surat rekomendasi profesor atau asisten profesor
- Tes kesehatan dan X-Ray (6 bulan)
- HSK dan sertifikat penunjang
- LOA/Pre Amission Letter
- Mengirim ke Embassy
- S3 (DTCSOL)
HSK6 (min200); HSKK (Advance min60):pengalaman mengajar 2 tahun
- S2 (MTCSOL)
HSK5 (min 210); HSKK (Intermediate60)
- S1 (BTCSOL)
HSK4N (min210); HSKK (Intermediate60)
- Study 1 Tahun
HSK3 (min270)/HSK4 (min180); HSKK (Intermediate60);
- Studi 1 Semester
HSK3 (min 180); diutamakan ada HSKK
Sesi berikutnya membahas mengenai kegiatan kampus di China, terdapat 2 kegiatan yaitu Festival budaya dan Kegiatan Perkumpulan Pelajar Indonesia (PPI).
“Jangan terlalu takut atau gagal untuk berjuang, belajar tanpa merenungkan hanya akan mendapatkan kebingungan, merenungkan tanpa belajar hanya akan mendapatkan kesalahan”, pesan Laoshi Farhan.
"Ketika webinar berlangsung, terdapat hal menarik yang saya rasakan yaitu saat Laoshi/narasumber memutar video seputar suasana perkuliahan dan keadaan di negara China yaitu membuat saya semakin termotivasi untuk bisa mendapatkan beasiswa ke negeri tirai bambu", kata Niken, selaku panitia webinar.
Noor Yani, salah satu peserta webinar menyebutkan bahwa hal paling menarik yang didapatkan dalam webinar ini adalah bukan hanya mahasiswa muda saja yang bisa menuruskan S2, namun ada juga usia sekitar 50 tahun masih menimba ilmu. Hal tersebut membuatnya sadar kalau usia tidak menentukan batas dalam menuntut ilmu.
(and/msl)