Alat ini bernama Preciumcar-PBC yang dibuat olah Mahasiswa UISI
Alat ini bernama Preciumcar-PBC yang dibuat olah Mahasiswa UISI
27 Juni 2019 | Tim Media UISI

Preciumcar-PBC, Alat Produksi CaCO3 Dalam Packed Bed Column Dari Limbah Industri Co2 Sekaligus Emission Minimizer

Alat dengan nama PRECIUMCAR-PBC (Precipitated Calcium Carbonate in Packed Bed Column) dengan menggunakan kalsium hidroksida sebagai CO2 scavenger untuk mengabsorbsi CO2 dan menghasilkan produk berupa CaCO3 yang dapat dikomersilkan.

 

Industri di Indonesia semakin mengalami peningkatan. Hal ini menandakan kebutuhan energi yang dibutuhkan juga mengalami peningkatan. Seperti energi yang dikonsumsi pada industri semen misalnya, dimana mencapai 2% dari total konsumsi energi primer dunia atau setara dengan 5% dari konsumsi energi dari sektor industri dunia. Dengan konsumsi energi yang besar pada produksinya, pabrik semen adalah jenis industri yang menyumbangkan emisi CO2 cukup besar karena penggunaan bahan bakar listrik, juga dari hasil produk samping dari proses produksinya. Di Indonesia khususnya pabrik Semen adalah industri yang menyumbangkan emisi CO2 cukup besar. Pada Pabrik Semen Indonesia I-IV yang terletak di Kabupaten Tuban dapat menghasilkan sebesar 122 ribu ton CO2 setiap tahunnya (Semen Indonesia, 2017). Telah dilakukan berbagai macam upaya untuk mengurangi emisi CO2 ke atmosfer, yaitu dengan diberlakukannya kredit karbon sebagai hak suatu negara untuk membuang emisi CO2 ke atmosfer dengan membayar sejumlah kompensasi. Di Semen Indonesia sendiri, diterapkan WHRPG (Waste Heat Recovery Power Generation) sebagai upaya penggantian bahan bakar sebagai pembangkit listrik di pabrik Tuban dengan memanfaatkan panas dari gas buang. Namun hal ini masih dirasa kurang mencukupi untuk mengurangi emisi gas CO2 dari produk samping proses produksi semen. Untuk itu diperlukan suatu penerapan teknologi yang mampu menekankan jumlah emisi CO2 dengan menerapkan penggunaan CO2 Scavenger. Absorbsi secara kimia menggunakan absorben berbasis amina seperti monoethanolamin (MEA) saat ini telah diterapkan pada sebagian industri yang memiliki proses pembakaran. Absorben tersebut digunakan karena mampu menghilangkan CO2, namun walaupun memiliki kinerja yang baik MEA dapat menyebabkan korosi pada peralatan yang digunakan, harga yang relatif mahal serta mengkonsumsi energi yang tinggi. Dengan adanya uraian permasalahan yang ada, untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan suatu inovasi baru dalam mengurangi CO2.

 Inovasi yang ditawarkan oleh beberapa mahasiswa Teknik Kimia yakni Tedy Eko Budiharso (2016), Rifqi Putera Herwoto (2015), dan Hesty Rahayu (2015) dengan bimbingan Ibu Eka Lutfi Septiani, S.T., M.T adalah sebuah alat dengan nama PRECIUMCAR-PBC (Precipitated Calcium Carbonate in Packed Bed Column) dengan menggunakan kalsium hidroksida sebagai CO2 scavenger untuk mengabsorbsi CO2 dan menghasilkan produk berupa CaCO3 yang dapat dikomersilkan. Packed bed akan diaplikasikan pada bagian output-an emisi CO2, sehingga gas dapat secara langsung masuk kedalam column dan kontak dengan Ca(OH)2.Berdasarkan hasil uji coba alat, alat PRECIUMCAR-PBC dapat berfungsi sesuai dengan proses absorpsi. Untuk membantu dalam validasi data dilakukan penerapan variasi kontak untuk mengetahui kinerja dari PRECIUMCAR-PBC, diantaranya jenis fasa Ca(OH)2, konsentrasi Ca(OH)2, ketinggian bed dan tekanan gas. Hasil menunjukkan pada fase Ca(OH)2 liquid ketinggian bed akan berpengaruh terhadap massa yang diproduksi, dimana semakin tinggi bed maka massa CaCO3 yang dihasilkan semakin banyak.

Artikel Terkait