Siwalan, Tanaman Unik yang Disulap Menjadi Kantong Semen
Berawal dari ketertarikan terhadap bahan alam untuk penunjang aktivitas manusia, Azmi Alvian Gabriel menyulap “pohon siwalan” menjadi kantong semen.
Siwalan merupakan tanaman jenis palma yang banyak tumbuh di berbagai negara dengan kondisi tanah yang kering. Di Indonesia khususnya di Jawa, siwalan banyak tumbuh di wilayah pesisir Utara (Gresik, Tuban, dll.). Siwalan juga dapat difungsikan sebagai tanaman konservasi air di area kering. Selama ini, masyarakat menggunakan tanaman Siwalan sebagai sumber mata pencaharian dengan memanfaatkan buahnya untuk konsumsi segar, niranya untuk minuman segar, dan daunnya sebagai kemasan tradisional. Namun seiring berkembangnya masa, banyak batang tanaman siwalan yang berakhir sebagai pembatas-pembatas tambak. Disamping itu banyak lahan perkebunan siwalan yang beralih fungsi menjadi pemukiman dan pemanfaatan lahan lain. Kondisi tersebut muncul dikarenakan harga jual buah dan nira siwalan yang saat ini masih cukup rendah, sehingga masyarakat lebih memilih menebang pohon siwalan ataupun menjual lahan tanam siwalannya. Dampaknya, masyarakat tak lagi dapat memanfaatkan tanaman ini sebagai sumber penghasilan dan semakin berkurangnya lahan produktif tanaman siwalan.
Melalui latar belakang tersebut Gabriel mulai mengembangkan potensi dari pohon siwalan ini. Gabriel menjelaskan dalam penelitian yang dilakukan, beliau berharap nilai ekonomis tanaman siwalan akan meningkat dengan munculnya pemanfaatan baru dari tanaman siwalan sebaagai kantong semen. Di lain sisi, dengan adanya inovasi ini memberikan angin segar bagi konservasi dari tanaman siwalan. Hal tersebut akhirnya dapat membantu dalam pelestarian siwalan yang saat ini menjadi salah satu golongan tanaman hampir punah di Indonesia. Dengan pemanfaatan siwalan tersebut akan menghasilkan manfaat yang besar selain dari peningkatan ekonomi masyarakat. “Apalagi tanaman siwalan ini juga dapat disebut sebagai tanaman khas Kabupaten Gresik yang harapannya bisa menjadi ikon Gresik kedepannya”, tambahnya.
Pelepah dan sabut Siwalan menjadi bagian utama pada pohon siwalan yang dapat dijadikan sebagai kantong semen. Kedua bahan tersebut saat ini hanya dinilai sebagai limbah perkebunan yang tidak memiliki nilai jual. Padahal sebenarnya kedua bagian tersebut berpotensi menjadi produk turunan yang bernilai ekonomis tinggi. Keberadaan Lignoselulose pada pelepah dan sabut buah siwalan dapat difungsikan salah satunya menjadi bahan baku pembuatan kertas. Dengan proses kraft, limbah - limbah ini dapat diolah menjadi kertas kraft yang umumnya dimanfaatkan sebagai kertas kemasan (salah satunya kertas kemasan semen).
Penelitian yang dilakukan sejak Bulan April hingga November 2017 ini merupakan program jangka panjang dan masih akan dilanjutkan dengan melakukan penelitian selanjutnya. Dengan judul penelitian “kraft paper production from combination of Borassus flabellifer stem leave pulp and cardboard waste with kraft method” yang dilaksanakan, diharapkan siwalan, pohon khas gresik ini bisa menjadi komoditas yang baik dan mampu meningkatkan nilai ekonomi khususnya dari pohon siwalan itu sendiri.[mbn/emb]