Potret pemateri bersama para peserta
Potret pemateri bersama para peserta
25 Maret 2021 | Tim Media UISI

Telisik Lebih Dalam Pelabuhan Patimban melalui Kajian Kelogistikan Oleh Teknik Logistik UISI

Diskusi tentang Pelabuhan Patimban sebagai mega proyek yang memakan anggaran puluhan triliun yang diklaim memiliki signifikansi dalam pembangunan ekonomi Indonesia pada masa depan.

Gresik – Pada Rabu (24/3) Biro Kelogistikan Himpunan Mahasiswa Teknik Logistik UISI berhasil menggelar Kajian Kelogistikan bertajuk “Menelisik Lebih Dalam Pelabuhan Patimban." Bersama pembicara yang juga salah satu Dosen Teknik Logistik UISI, yakni Maulin Masyito Putri, S.T., M.T. Dalam kegiatan tersebut, Maulin menuturkan bahwa kegiatan operasional di pelabuhan Patimban Subang, Jawa Barat akan segera dibuka. Mega proyek yang memakan anggaran triliunan rupiah itu diklaim memiliki sejumlah keunggulan dan akan berdampak cukup signifikan bagi perekonomian Indonesia.

Meskipun melalui media daring, hal tersebut tidak menyurutkan animo mahasiswa dalam mengikuti kajian dan interaktif saat sesi diskusi berlangsung. Pembahasan kajian mengarah pada tiga poin penting terkait pelabuhan Patimban yaitu menjelaskan fasilitas-fasilitas yang ada disana. Mengupas kebenaran isu bahwa mega proyek ini akan menyaingi Pelabuhan Tanjung Priok dan akan go International, kemudian apakah pembangunan Pelabuhan Patimban sudah efektif dan efisien untuk jasa kelogistikan.

Secara umum, Pelabuhan Patimban akan melayani jenis muatan Peti Kemas dan Kendaraan Bermotor (Car Terminal) yang diangkut menggunakan kapal-kapal berukuran besar. Car Terminal ini nantinya memiliki kapasitas tampung hingga 600 ribu kendaraan per tahun pada kondisi ultimate yaitu, sudah selesai seluruhnya. Dengan adanya Car Terminal di Pelabuhan Patimban ini diharapkan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas dan demand khususnya untuk ekspor-impor produk kendaraan di Pelabuhan Tanjung Priok. Selama ini, kendaraan berat termasuk angkutan ekspor-impor kendaraan menyumbang pada kemacetan lalu lintas khususnya ruas antara Bekasi-Tanjung Priok, Jakarta.

Pelabuhan Patimban juga dinilai berada di lokasi yang cukup strategis. Pelabuhan ini berlokasi di Subang Jawa Barat yang berada di antara Jakarta – Cirebon. Selain itu, Patimban juga terkoneksi dengan jalan tol sehingga dapat mengangkat potensi pembangunan 10 kawasan industri prioritas di sepanjang Koridor Utara Jawa. Kawasan Rebana, yaitu kawasan Segitiga Emas Cirebon-Patimban-Kertajati diproyeksikan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) terbesar di Indonesia dan salah satu Pelabuhan Strategis di Indonesia.

Terlepas akan menyaingi Pelabuhan Tanjung Priok atau tidak, keberadaan pelabuhan Patimban secara umum menjadi angin segar. Tujuannya untuk mengurangi biaya logistik dengan mendekatkan pusat produksi dengan pelabuhan, memperkuat ketahanan ekonomi, sekaligus mengurangi tingkat kepadatan lalu lintas dari dan menuju Jakarta. Diharapkan juga, pelabuhan ini dapat mendorong ekonomi masyarakat sekitar juga secara nasional serta mampu go International.

Pelabuhan Patimban dapat menjadi episentrum baru pengembangan perekonomian di luar Jakarta dan bisa mendorong roda perekonomian baru di daerah Rebana (Cirebon, Subang, Majalengka). Pelabuhan Patimban menjadi sangat strategis di masa depan karena ditopang oleh infrastruktur pendukung seperti Bandara Kertajati dan akses jalan tol. Selain itu, pelabuhan ini juga akan mengintegrasikan kawasan ekonomi eksisting seperti Bekasi Timur, Karawang, dan Purwakarta.

Untuk menggapai efisiensi dalam layanan logistik, tentu Pelabuhan Patimban memerlukan infrastruktur yang mumpuni, termasuk pelabuhan yang modern dan berbasis digitalisasi dalam layanannya terhadap pengguna jasa. Hal tersebut tentunya membutuhkan komitmen dan keseriusan pemerintah dalam menyiapkan infrastruktur strategis layanan logistik guna mendukung pertumbuhan aktivitas logistik. Hingga diharapkan menjadi layanan rantai pasok terintegrasi pertama atau the first integrated supply chain port di Indonesia. Bukan saja dari sisi pelabuhannya tetapi dari sistem pengoperasiannya.

(lia/tsa)

Artikel Terkait