Tetap Semangat di tengah pandemi Covid-19 dengan Belajar Bersama Manajemen Supply Chain Kemira Indonesia, Nurhadi, S.T., CPIM
UISI-Perkuliahan masih dilakukan dengan metode balajar di rumah aja, tidak menyurutkan semangat mahasiswa untuk belajar lebih banyak lagi. Seperti yang dilakukan departemen Teknologi Industri Pertanian-UISI yang tetap mengadakan kuliah tamu dalam bentuk lain Kuliah tamu kali ini diadakan secara daring dan bertajuk, “Supply Chain Lessons From Covid-19: Navigating The Immediate, Changing, Mid-and Long Term Issues.” Acara yang disampaikan oleh Nurhadi, S.T., CPIM dilaksanakan pada Selasa (12/05).
Selain menjadi manajer Supply Chain di Kemira Indonesia, Nurhadi juga sebagai pembentuk dan host di Bicara Supply Chain. Sebuah media untuk belajar dan berbagi dengan para pempinan di bidang rantai pasok dari penjuru dunia. Pada awal acara, Nurhadi menjelaskan mengenai definisi supply chain yang dalam bahasa Indonesia artinya rantai pasok. Bidang tersebut mengatur proses dari hulu ke hilir. Contohnya saja pada industri tempe. Bagian hulu ada proses rantai pasok yaitu bahan baku tempe didistribusi dari petani lalu ke produsen. Sedangkan Hilirnya yaitu dari produsen ke konsumen tetap membutuhkan rantai pasok. Sehingga bidang rantai pasok dibutuhkan dari unsur yang kompleks hingga sederhana.
Untuk profesi dalam bidang rantai pasok saat ini sedang diidolakan. Perannya berkontribusi penting untuk meningkatkan produktivitas suatu industri. Apalagi di tengah pandemic Covid-19 seperti ini. Industri dengan sistem rantai pasok yang bagus bisa menjadi penguasa pasar.
Maka dari itu pada kesempatan tersebut, Nurhadi berbagi apa saja keahlian yang harus dipunyai untuk seseorang yang ingin terjun di dunia Supply Chain. Tiga di antaranya adalah Analytical skill yaitu kemampuan untuk menganalisis sesuatu dari data secara runtun. Kemudian People Development, kemampuan untuk mengelola manusia. Serta Communication, bukan hanya komunikasi secara verbal namun juga secara tertulis.
Di akhir kesempatan Nurhadi berpesan, “Walaupun kondisi sedang sulit namun dengan kolaborasi antar stakeholders bisa menghadapi pandemi ini dengan baik serta bisa kembali seperti sedia kala.” (tsa/tia)