Tuangkan Gagasan Melalui Kompetisi Essay Engineering Management Week
UISI- Departemen Manajemen Rekayasa kembali merenggut hati para siswa SMA untuk meramaikan serangkaian acara Engineering Management Week (EM Week) yang ke—enam. Acara ini digelar di kampus B pada hari Sabtu (15/2). Ajang yang digelar tiap tahunnya menyuguhkanan tema dan nuansa yang berbeda.
Kompetisi yang digelar adalah INCHALL (Innovation Challenge) yang mana merupakan Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN), Essay dan Water Rocket Launcher. Kompetisi ini dikuti oleh 150 peserta dari beberapa kota besar indonesia yakni Jakarta, Bali, Semarang, Pacet, Surabaya dan lain - lain. Di dalam lomba INCHAL terdapat 26 tim, Lomba Water Rocket Launcher sebanyak 16 tim, dan finalis lomba Essay 10 team.
Menurut Sella Wanda selaku panitia Engineering Management Week (EM Week) tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya karena ada penambahan ajang lomba baru yakni Essay dengan menyuguhkan tema "Pengelolahan Limbah." Dalam satu team terdiri dari tiga orang yang diikuti oleh siswa SMA/SMK.
Suksesnya mengadakan ajang LKTI dari tahun ke tahun membuat sosok Bima Sebo Alam Gumilang sebagai ketua pelaksana Engineering Week (EM Week) 6 memutuskan untuk meluncurkan lomba Essay pada tahun ini. "Selain itu saya ingin menambahkan ruang baru buat pelajar unjuk karya tapi masih di dalam ranah keilmiahan," tutupnya.
Essay meliputi Juara 1, juara 2, dan juara 3. Untuk memperebutkan juara tersebut tidaklah mudah para peserta melewati penulisan essay kemudian akan diseleksi menjadi 10 finalist untuk mempresentasikan gagasannya.
"Seneng banget ikut berkontribusi, karena peserta tahun ini lebih banyak dari sebelumnya dan asalnya luar provinsi. Salut dengan antusias dan semangatnya mereka." ujar Sella Wanda salah satu panitia Engineering Management Week (EM Week) 6.
Ajang Water Rocket Launcher juga tak kalah menarik dengan lomba yang ada. Walaupun cuaca tidak mendukung, antusias dan semangat peserta lomba tak luntur untuk memperbutkan namanya menjadi sang juara di medan arena.
"Susahnya itu waktu massa roket salah itung alhasil kurang berat akhirnya oleng di tengah arena. Dan ketika memompa membutuhkan hitungan yang sangat tepat agar tidak menabrak penghalang." ungkap Fara Azzah salah satu peserta asal SMA Negri 1 Pacet.
(aml/fns)