UISI bersama Duta EPP Gresik adakan Webinar "Peran Pemuda dalam pengembangan industri Kreatif di tengah Pandemi"
Gresik- Fakta atau Mitos pemuda tidak bisa berkembang di tengah Pandemi Covid-19?
Kolaborasi antara Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI), Universitas Gresik, Universitas Qomaruddin Gresik, Universitas Muhammaduyah Gresik dan pihak lembaga lainnya yang tergabung dalam DEPP (Duta Edukasi Perubahan Perilaku) mengadakan webinar. Kegiatan yang belangsung pada Senin (27/12) bertajuk pada tema "Peran Pemuda Dalam Perkembangan Industri Kreatif dan Inovatifi di Tengah Pandemi Covid-19".
Acara yang menghadirkan dua pembicara hebat banyak memberikan inspirasi bagi peserta acara. Terlihat dari semangat yang terus memberikan pertanyaan untuk kedua pembicara ini. Mereka adalah dr. Ernawati, S.Kep., Ns.,M.Kes. dan Niswatun Faria, S.T., M.Sc.
Bersama pembicara hebat yakni dr. Ernawati, S.Kep., Ns., Kes. menjelaskan banyak perubahan-perubahan yang dialami. Ciri pemuda inovatif di era new normal adalah mereka yang mampu mengasah sebuah kreatifitas yang nantinya akan menghasilkan income bagi bangsa Indonesia. Dengan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas industri dibidang digitalisasi, memperkuat kompetensi, memperkaya kreatifitas dapat membentengi tren transformasi di tengah masyarakat.
"Menjadi pemuda inovatif tentu tidaklah mudah, ada beberapa hambatan yang perlu dihadapi. Maka percaya diri itu harus, perlu persiapan yang matang, memahami persoalan secara mendalam, mengikuti pelatihan, peningkatan literasi, selalu intropeksi/ evaluasi, serta pengembangan dan pemanfaatan media sebagai saluran distribusi dan presentasi karya", kata Ernawati.
Pembahasan kedua yang disampaikan bu Niswa menjelaskan bagaimana dampak Covid-19 pada bidang kesehatan, sosial, ekonomi. Dampak tersebut sudah banyak terjadi di berbagai wilayah termasuk Gresik. Dari 82.29% dari responden Usaha Menengah Besar (UMB) dan 84.20% responden Usaha Menegah Kecil (UMK) menyatakan bahwa mereka mengalami penurunan pendapatan selama pandemi.
"Untuk bidang Kesehatan, berdampak pada terciptanya krisis kesehatan dengan belum ditemukannya vaksin, obat, serta keterbatasan alat dan tenaga medis. Pada lingkup sosial, berhentinya aktivitas ekonomi yang menyerap tenaga kerja diberbagai sektor. Kemudian dapat meningkatkan pemutusan hubungan kerja dan mengakibatkan banyaknya pengangguran, sehingga angka kemiskinan terus bertambah di Indonesia", jelasnya.
Sehingga dengan ini sangatlah dibutuhkan peran pemuda yang inovatif dan kreatif untuk menghadapi era pandemi dalam mempertahankan kondisi Indonesia agar tetap baik-baik saja. (ann/fns)