23 September 2025 | Tim Media UISI

UMKM Naik Kelas: UISI Gresik Dampingi Pelaku Usaha Hitung HPP, Tentukan Harga Jual, dan Kuasai Digital Marketing

Program Pengabdian kepada Masyarakat ini menunjukkan bagaimana kolaborasi antara kampus dan masyarakat dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal secara nyata.

Gresik, 10 September 2025 – Tak sedikit pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang telah sukses memasarkan produknya namun masih bingung dalam menentukan harga jual yang tepat. Permasalahan ini kerap muncul akibat kurangnya pemahaman mengenai komponen biaya produksi dan strategi pemasaran yang efektif. Menjawab persoalan tersebut, tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dari Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) Gresik hadir memberikan solusi nyata.

Dengan menggandeng para pelaku UMKM yang tergabung dalam Asosiasi Industri Kecil Menengah (IKM) Gresik, tim yang terdiri dari dosen lintas program studi – Fitri Romadhon, S.A., M.Sc., CRA., CSRS (Akuntansi), Astri Wening Perwitasari, S.M., M.M. (Manajemen), dan Taufiqotul Bariyah, S.Kom., M.IM., MCE (Informatika) – melaksanakan serangkaian kegiatan pelatihan dan pendampingan selama dua bulan terakhir.

Pahami HPP, Hindari Kerugian

Kegiatan pertama bertajuk “Sosialisasi dan Pendampingan Penghitungan Harga Pokok Produksi (HPP) dan Laporan Keuangan UMKM” digelar pada 28 Juli 2025 di Kampus B UISI, ruang CM101, dengan peserta sebanyak 35 pelaku UMKM dari berbagai bidang usaha. Pelatihan ini bertujuan memberikan pemahaman mendalam tentang perhitungan biaya produksi, termasuk bahan baku, tenaga kerja, biaya overhead, serta biaya distribusi yang kerap terlewatkan oleh pelaku usaha.

“Banyak UMKM yang menetapkan harga jual berdasarkan perkiraan atau meniru pesaing, tanpa tahu apakah harga tersebut sudah menutup biaya produksinya. Padahal ini bisa menyebabkan kerugian yang tidak disadari,” ungkap Fitri, dosen dari Prodi Akuntansi UISI.

Antusiasme peserta terlihat tinggi selama sesi berlangsung. Mereka tidak hanya menyimak, namun juga aktif bertanya dan mempraktikkan langsung penghitungan HPP serta penyusunan laporan keuangan sederhana.

Digital Marketing Tanpa Perang Harga

Setelah memahami pentingnya harga jual yang sesuai biaya, UMKM juga diajak menyusun strategi pemasaran yang tepat melalui pelatihan Digital Marketing pada 27 Agustus 2025. Pelatihan ini menjadi respons atas keluhan pelaku usaha tentang kerasnya persaingan harga dengan pelaku usaha bermodal besar.

“Melalui digital marketing yang cerdas, UMKM bisa membangun keunikan dan nilai produk tanpa harus banting harga. Strategi ini penting untuk mempertahankan keberlanjutan usaha mereka,” jelas Astri, dosen dari Prodi Manajemen UISI.

Peserta diajak mengenali fitur-fitur marketplace seperti Shopee dan TikTok Shop, menentukan platform yang sesuai dengan produk mereka, serta memaksimalkan teknik pemasaran visual dan storytelling untuk menarik konsumen.

Pendampingan Lapangan dan Arah ke Digitalisasi

Tidak hanya berhenti di ruang pelatihan, pada Rabu, 10 September 2025, sejumlah mahasiswa anggota kelompok pengabdian masyarakat UISI turun langsung ke lapangan mendatangi beberapa pelaku UMKM binaan. Mereka membantu secara langsung dalam penghitungan HPP, pencatatan keuangan, dan pengaplikasian materi yang telah diajarkan.

Kegiatan Pendampingan langsung oleh Dosen Akuntansi UISI Fitri Romadhon

Pendampingan ini mendapat respon positif dari pelaku UMKM. Banyak di antara mereka mengaku baru pertama kali memahami struktur biaya secara menyeluruh, serta mendapatkan wawasan baru tentang cara menetapkan harga jual yang menguntungkan namun tetap kompetitif.

Menurut Taufiqotul Bariyah, dosen dari Prodi Informatika UISI, ke depan program ini tidak hanya berhenti pada edukasi manual. “Kami juga mengarahkan pendampingan ini menuju digitalisasi penghitungan HPP dan pembuatan laporan laba rugi sederhana berbasis aplikasi atau sistem pencatatan yang mudah dipahami pelaku UMKM. Tujuannya agar pelaku usaha bisa lebih efisien, akurat, dan mandiri dalam pengelolaan keuangannya. Semoga aplikasi GoSmart UMKM ini bisa segera kami selesaikan” ujarnya.

Kolaborasi Kampus dan UMKM untuk Ekonomi Lokal

Program Pengabdian kepada Masyarakat ini menunjukkan bagaimana kolaborasi antara kampus dan masyarakat dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal secara nyata. Dosen dan mahasiswa tak hanya berbagi ilmu, tetapi juga belajar memahami tantangan riil di lapangan.

“Harapannya, UMKM tidak hanya bertahan, tapi bisa naik kelas—lebih mandiri secara finansial, lebih adaptif secara digital, dan lebih percaya diri dalam bersaing di pasar,” tutup Fitri. (may)

Artikel Terkait