Urgensi Adaptasi dan Mitigasi Penggunaan Energi dalam Perubahan Iklim
UISI - Di tengah ketidak pastiaan iklim, Indonesia ditantang untuk meminimalisir penggunaan energi. Bukan hanya itu, Indonesia dipaksa harus mampu memanfaatkan secara optimal energi terbarukan yang ada di bumi. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Internasional Semen Indonesia (LPPM UISI) sebagai pusat kajian energi mengadakan webinar bertajuk, “Renewable Energy : Challenge and Chance in Climate Change.”
Pada Kamis (11/06/2020) kemarin, LPPM UISI mengundang Dr. Kamia Handayani sebagai pembicara. Kamia sendiri merupakan seorang Visiting Researcher di Twente Universitas, Belanda. Penelitiannya berfokus pada karbon rendah dan ketahanan iklim di sektor energi. Menurutnya, penyediaan energi dan pemanasan global adalah lingkaran yang terus berputar, satu sama lain saling mempengaruhi.
Suatu negara menyediakan energi untuk keberlangsungan kehidupan sehari-hari. Dampak dari ketidaktepatan cara penyediaan energi tersebut mempengaruhi pemanasan global. Begitu pula pemanasan global juga akan mempengaruhi cara penyediaan energi selanjutnya. Tentunya, agar tidak menyebabkan pemanasan global yang lebih parah lagi.
Dampak dari pemanasan global tidak hanya membuat bumi memanas. Cuaca buruk merupakan salah satu akibatnya. Ketidakjelasan iklim membuat dampak yang lebih parah lainnya. Penyakit-penyakit tropis mulai berpindah, masyarakat di ikim sub-tropis bisa terjangkit penyakit yang seharusnya hanya dialami oleh masyarakat tropis. Petani mulai kehilangan jadwal memanennya, karena iklim mempengaruhi perubahan pertumbuhann makhluk hidup.
Oleh karena itu, perlu adanya adaptasi baru untuk tetap hidup dibumi yang memanas. Salah satunya merubah model kelistrikan di Indonesia. Sumber energi untuk listrik, tidak hanya mengandalkan dampak ekonomi sebagai acuan. “Namun, mitigasi dan adaptasi harus diterapkan untuk menekan emisi,” ungkap Kamia yang menjelaskan bagaimana pilihan model kelistrikan yang mampu diterapkan di Indonesia [tsa/mbn]